Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud: Jadi Anggota DPR Itu Enggak Enak

Kompas.com - 15/05/2011, 12:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Semua orang pasti mempunyai harapan dan cita-cita dalam hidupnya. Begitu pun dengan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD. Sudah 54 tahun, pria kelahiran Sampang, Madura, 13 Mei 1957, ini mengarungi lalu lalang kehidupan. Lantas, apakah impian dan cita-cita yang belum ia dapatkan?

"Tidak ada, semua sudah tercapai sehingga apa impian terakhir saya mudah-mudahan saya khusnul khotimah. Khusnul khotimah itu artinya tetap dalam keadaan baik sampai mengakhiri tugas," kata Mahfud kepada wartawan seusai menggelar acara syukuran ulang tahun ke-54 di kantornya, Jakarta, Jumat (13/5/2011).

Mahfud menceritakan, ketika kecil ia tidak pernah terbersit dalam benaknya untuk menjadi salah satu pejabat penting seperti sekarang. Ia mengaku hanya ingin menjadi seorang guru agama. "SD, SMP, saya banyak mendapat pendidikan agama karena saat itu saya ingin jadi guru agama," ungkapnya.

Cita-cita tersebut berubah ketika ia memasuki masa SMA. Mantan anggota Komisi III DPR ini melanjutkan ke sebuah sekolah kejuruan milik Departemen Yogyakarta, yakni Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN). "Di SMA ini mendapat pendidikan hakim, lalu saya ingin jadi hakim," ujarnya.

Ketika ia duduk di bangku kuliah Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta, impian Mahfud kembali berubah. Saat itu ia berkeinginan menjadi dosen karena melihat beberapa dosen muda pintar di lingkungan kampusnya.

"Nah, ini saya sudah jadi semua. Jadi guru agama sudah, sekarang jadi hakim. Jadi dosen juga sudah. Masih lebih lagi dari situ, jadi menteri pernah juga, ketua MK pernah. Makanya, saya sangat bersyukur Tuhan sudah sangat baik karena telah banyak membantu saya menduduki beberapa posisi penting sekarang," ujar Guru Besar Fakultas Hukum UII ini.

Ketika ditanya di antara cita-citanya tersebut yang paling berkesan, Menteri Pertahanan periode 2000-2001 ini mengaku bahwa profesi sebagai hakim yang paling menyenangkan. Menurut dia, menjadi seorang hakim dapat bebas menunjukan prinsip independen hukum. Ia menjelaskan, ketika hakim tidak setuju dengan pemikiran delapan hakim konstitusi lain, ia bisa mengeluarkan dissenting opinion yang bisa dikemukakan alasannya kepada masyarakat.

"Nah, kalo saya dulu jadi anggota DPR, itu saya merasa sedih karena saya merasa harus sering berbohong. Contohnya begini, saya punya pendapat bagus, tetapi fraksi bilang tidak, lalu saya ditanya, 'Bapak setuju dengan itu?' Meskipun saya tidak setuju, saya harus mengatakan 'oh setuju dong', saya dukung dong, padahal saya sedikit kurang setuju," terangnya.

Apakah ada impian untuk menjadi presiden RI periode mendatang, "Saya tidak pernah bermimpi untuk mencalonkan diri menjadi presiden atau wakil presiden. Kan, sudah dikatakan juga saya enggak punya potonganlah jadi presiden, jahitannya itu enggak cocok, he-he-he, biar yang lain saja," tukas Mahfud.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Nasional
    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Nasional
    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Nasional
    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    Nasional
    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    Nasional
    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Nasional
    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Nasional
    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Nasional
    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

    Nasional
    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

    Nasional
    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Nasional
    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Nasional
    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Nasional
    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    Nasional
    Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

    Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com