Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Tak Hanya Terpaku Keterangan Rosa

Kompas.com - 13/05/2011, 22:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi tidak hanya terpaku pada keterangan Mindo Rosalina Manulang, salah satu tersangka dugaan suap terkait pembangunan wisma atlet yang berubah setelah ia berganti kuasa hukum.

Juru bicara KPK, Johan Budi, mengatakan, pihaknya juga mempertimbangkan keterangan-keterangan pihak lain dalam menyusun tuntutan. "Nah, KPK tidak terpaku pada keterangan satu orang itu, kan bisa keterangan yang lain. Semua itu di pakai KPK untuk penuntutan di pengadilan," kata Johan di gedung KPK, Jakarta, Jumat (13/5/2011).

Seperti diberitakan sebelumnya, Rosa mengubah keterangannya yang dituangkan dalam berita acara pemeriksaan di hadapan penyidik KPK. Keterangan yang diubah adalah yang berkaitan dengan keterlibatan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin dan yang terkait dengan status Rosa sebagai Direktur Marketing PT Anak Negeri.

Terakhir, Rosa mengatakan bahwa Nazaruddin bukanlah atasannya, Nazaruddin tidak terlibat, dan ia sudah tidak menjadi Direktur Marketing di PT Anak Negeri.

Terkait keterangan Rosa yang berubah, Johan mengatakan bahwa penyidik KPK telah meminta penjelasan Rosa mengenai alasannya mengubah keterangan. "Kenapa, kok, kemarin dia ngomong begitu, itu dijelaskan di BAP yang baru," katanya.

Hingga kini, lanjut Johan, KPK masih berfokus pada keterangan tiga tersangka dalam dugaan suap pembangunan wisma atlet, yakni Rosa, pengusaha PT Duta Graha Indah Mohamad El Idris, serta Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam.

KPK, lanjut Johan, belum menemukan adanya indikasi keterlibatan pihak lain, termasuk anggota DPR, dalam kasus tersebut. Seperti diketahui, aggota Komisi III DPR yang juga Bendahara Umum Partai Demokrat, yakni Nazaruddin, disebut-sebut terlibat. Demikian juga dengan anggota Komisi X asal Fraksi Partai Demokrat, Angelina Sondakh, dan anggota Komisi X asal Fraksi PDI Perjuangan, Wayan Koster.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pasal-pasal di RUU Penyiaran Dinilai Berupaya Mengendalikan dan Melemahkan Pers

    Pasal-pasal di RUU Penyiaran Dinilai Berupaya Mengendalikan dan Melemahkan Pers

    Nasional
    Korban Meninggal akibat Banjir Lahar di Sumbar Kembali Bertambah, Total 62 Orang

    Korban Meninggal akibat Banjir Lahar di Sumbar Kembali Bertambah, Total 62 Orang

    Nasional
    Indonesia Dukung Pembentukan Global Water Fund di World Water Forum Ke-10

    Indonesia Dukung Pembentukan Global Water Fund di World Water Forum Ke-10

    Nasional
    Waisak 2024, Puan Ajak Masyarakat Tebar Kebajikan dan Pererat Kerukunan

    Waisak 2024, Puan Ajak Masyarakat Tebar Kebajikan dan Pererat Kerukunan

    Nasional
    Jokowi Ucapkan Selamat Hari Raya Waisak, Harap Kedamaian Selalu Menyertai

    Jokowi Ucapkan Selamat Hari Raya Waisak, Harap Kedamaian Selalu Menyertai

    Nasional
    Kementerian KKP Bantu Pembudidaya Terdampak Banjir Bandang di Sumbar

    Kementerian KKP Bantu Pembudidaya Terdampak Banjir Bandang di Sumbar

    Nasional
    Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

    Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

    Nasional
    Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

    Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

    Nasional
    Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

    Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

    Nasional
    Tak Setuju Istilah 'Presidential Club', Prabowo: Enggak Usah Bikin Klub, Minum Kopi Saja

    Tak Setuju Istilah "Presidential Club", Prabowo: Enggak Usah Bikin Klub, Minum Kopi Saja

    Nasional
    1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

    1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

    Nasional
    Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

    Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

    Nasional
    Hormati jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

    Hormati jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

    Nasional
    Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

    Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

    Nasional
    PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

    PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com