Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal RUU Intelijen, Komisi I Tak Ingin Buru-buru

Kompas.com - 11/05/2011, 14:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Rancangan Undang-Undang Intelijen tidak akan disahkan pada bulan Juli mendatang. Komisi I DPR RI mengatakan, pihaknya tak ingin tergesa-gesa menuntaskan pembahasan RUU Intelijen. Jika tergesa-gesa, Komisi I khawatir, masyarakat segera mengajukan uji materi terhadap RUU Intelijen ke Mahkamah Konstitusi. 

Demikian diungkapkan anggota Komisi I DPR RI Teguh Juwarno dan Mahfud Siddiq dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (11/5/2011). Teguh mengungkapkan, RUU Intelijen telah dibahas selama dua masa sidang. DPR masih memiliki waktu satu kali masa sidang lagi. 

Komisi I memandang, pihak-pihak yang mendorong agar pembahasan rancangan undang-undang dipercepat disebabkan oleh maraknya aksi terorisme dan radikalisme di Indonesia. Sebut saja bom buku, bom Cirebon, bom Gading Serpong, hingga gerakan Negara Islam Indonesia. 

Padahal, kata Teguh, tak tertutup kemungkinan bahwa serangkaian aksi terorisme tersebut digunakan pihak-pihak yang ingin mendorong agar pembahasan rancangan undang-undang tersebut dipercepat. "Kami tidak ingin pembahasan undang-undang ini diintimidasi oleh kasus yang berkembang belakangan ini," ucap Teguh.

Ia menambahkan, Komisi I saat ini masih belum berhasil diyakinkan pemerintah mengenai perlunya kewenangan intersepsi dan pemeriksaan intensif selama 7x24 jam. "Justru di sini tantangan intelijen, tidak perlu menangkap, tapi tetap bisa mendapatkan informasinya. Komisi I memandang, UU Terorisme sudah mencukupi untuk kewenangan penangkapan," katanya.   Sementara itu, dalam diskusi tersebut, Ketua Komisi I DPR RI Mahfud Siddiq meluruskan persepsi masyarakat yang salah terkait intelijen. Politisi Partai Keadilan Sejahtera ini mengatakan, selama ini masyarakat selalu mempersepsikan bahwa intelijen identik dengan penanganan kasus terorisme dan radikalisme.

"Ini persepsi keliru. Banyak institusi yang bekerja soal terorisme dan radikalisme. Di Polri, misalnya, ada Densus 88. Kewenangan dan teknologi mereka lebih canggih dari pada intelijen. Ada pula Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan. Secara normatif, BNPT bagus," kata Mahfud.

Menurut dia, lingkup intelijen tak hanya terkait terorisme dan radikalisme, tetapi mengenai ekonomi, korupsi, dan lainnya. Intel, kata Mahfud, harus mampu memberikan masukan terkait situasi pasar sebelum sebuah kebijakan di bidang ekonomi diputuskan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Nasional
Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Nasional
Kuasa Hukum Caleg Jawab 'Siap' Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Kuasa Hukum Caleg Jawab "Siap" Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Nasional
Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Nasional
Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Nasional
Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Nasional
Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Nasional
Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nasional
Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Nasional
Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Nasional
KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

Nasional
PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

Nasional
PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

Nasional
KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com