Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Pun Harganya, Tolak Gedung Baru

Kompas.com - 11/05/2011, 13:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Lingkar Madani Indonesia dan Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia menegaskan kembali penolakan terhadap rencana pembangunan gedung baru DPR. Menurut kedua organisasi itu, meski Kementerian Pekerjaan Umum sudah merekomendasikan harga yang lebih murah, gedung baru tetap harus dibatalkan. 

"Kami minta rekomitmen dari anggota DPR untuk tetap membatalkan pembangunan gedung baru. Orang mungkin mikir, publik akan menerima kalau harga gedung baru sudah turun. Tidak. Kami tetap minta untuk batalkan pembangunan gedung baru sampai waktu yang tepat," tegas Direktur Lima Indonesia Ray Rangkuti kepada Kompas.com, Rabu (11/5/2011). 

Ray mengatakan, penolakan gedung baru yang dilontarkan bukan berarti sepenuhnya menolak. Menurut dia, ini bukan waktu yang tepat untuk membangun gedung mewah wakil rakyat, sementara rakyatnya masih dalam taraf kemiskinan. "Mau Rp 1 triliun, mau Rp 777 miliar kek, kami pokoknya tetap minta agar pembangunan gedung baru ini ditunda dulu," tegasnya. 

Rencana pembangunan gedung baru DPR sudah memasuki berbagai fase pembahasan desain dan anggaran, mulai dari Rp 1,6 triliun dengan 27 lantai, Rp 1,138 triliun dengan 36 lantai, dan berdasarkan rekomendasi Kementerian PU yang terakhir, turun lagi ke Rp 777 miliar dengan 26 lantai. 

Pembangunan terus menuai kontroversi karena gedung baru dinilai tidak terlalu diperlukan untuk meningkatkan kinerja anggota Dewan. Sementara itu, Dewan berpendapat, gedung baru diperlukan untuk menempatkan dokumen serta sekretaris pribadi dan para staf ahli yang akan ditambah menjadi lima orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

    Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

    Nasional
    Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

    Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

    Nasional
    Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

    Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

    Nasional
    KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

    KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

    Nasional
    Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

    Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

    Nasional
    Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

    Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

    Nasional
    Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

    Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

    Nasional
    Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

    Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

    Nasional
    PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

    PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

    Nasional
    Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

    Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

    Nasional
    6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

    6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

    Nasional
    Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

    Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

    Nasional
    PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

    PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

    Nasional
    Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

    Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

    Nasional
    Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

    Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com