DEPOK, KOMPAS.com — Pihak Universitas Indonesia menyampaikan imbauan moral kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar serius menangani sepak terjang kelompok Negara Islam Indonesia (NII). Hal itu disampaikan Direktur Kemahasiswaan UI Kamaruddin dalam kuliah umum bertajuk "Bahaya NII" di Kampus UI, Depok, Jawa Barat, Kamis (5/5/2011).
"Please, Bapak Presiden, korban sudah banyak berjatuhan dan itu calon pemimpin bangsa," ujar Kamaruddin.
Kamaruddin menyampaikan, gerakan NII menjadi masalah bangsa karena banyak menyasar para mahasiswa yang adalah calon pemimpin bangsa. Dikhawatirkan ajaran NII dapat merusak moral mahasiswa, keyakinan terhadap agamanya, sekaligus mengganggu kegiatan akademis.
"Pasti mengganggu akademis, soalnya ujung-ujungnya ada yang DO (drop out) dari perkuliahan," ungkap Kamaruddin.
Sebagai perwakilan universitas, ia meminta Presiden membuka ruang empatinya. Kamaruddin meminta Presiden lebih berempati terhadap para korban dan orangtua korban. "Bayangkan, bagaimana jika anak presiden yang terkena NII," ujarnya.
Bagi pihak universitas, lanjut Kamaruddin, sepak terjang NII cukup merisaukan dan menguras energi. Belakangan ini, perhatian dan tenaga pihak universitas, kata Kamaruddin, tersedot ke masalah NII ini.
"Harusnya kami sudah fokus dengan pengembangan prestasi mahasiswa ya. Kami jadi merasa mirip pemadam kebakaran, sangat melelahkan," ucapnya.
Ia juga khawatir jika masalah NII ini hanya menjadi isu sesaat yang akan dilupakan dalam satu atau dua minggu. "Kami tidak tahu isu apa lagi yang akan muncul dua pekan dari sekarang. Bukannya bangsa ini dinilai sebagai bangsa yang pelupa?" ujarnya.
Kamaruddin juga menyampaikan, masalah NII tidak dapat diselesaikan oleh pihak universitas saja. Diperlukan upaya kolektif dari sejumlah pihak, termasuk kepolisian dan unsur pemerintah lainnya. Kalau perlu, katanya, pemerintah menggelar rembuk nasional yang melibatkan UI, Kepala Polri, Panglima TNI, Kepala BIN, dan menteri-menteri. "Panji Gumilang (pemimpin Pondok Pesantren Al-Zaytun) juga diundang. Mantan menteri-menteri NII juga, kalau perlu, mahasiswa kami kerahkan ke sana," katanya.
"Kami ingin masalah ini selesai supaya energi bangsa ke depan tidak tercurah dengan hal-hal seperti ini," tandas Kamaruddin.
Seperti diberitakan sebelumnya, pekan lalu, Kamaruddin juga menyampaikan bahwa jaringan NII memang mulai memasuki kampus. Gerakan ini cukup aktif pada tahun 2003-2004, tetapi mulai meredup pada tahun 2010-2011.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.