Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eks Menteri NII Jelaskan Aset di Century

Kompas.com - 02/05/2011, 16:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah mantan petinggi Negara Islam Indonesia (NII) Komandemen Wilayah 9 (KW 9) mendatangi Gedung DPR, Jakarta, Senin (2/5/2011). Mereka menemui Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso. Menteri Peningkatan Produksi NII 1997-2003 Imam Supriyanto dan rekan-rekannya menemui Priyo untuk menjelaskan kaitan aset dan harta benda NII KW 9 dengan Bank Century.

Dalam pertemuan terbuka tersebut, Priyo memperoleh gambaran tentang sepak terjang NII KW 9 dan melihat sejumlah foto dalam rapat kabinet NII. Priyo menyebutkan sejumlah tokoh NII, antara lain almarhum Adah Jaelani yang disebut sebagai reinkarnasi pemimpin DI/TII Kartosuwiryo, Presiden NII saat ini Panji Gumilang, dan beberapa pejabat lainnya.

"Beliau ini Imam Supriyanto, mantan menteri NII KW 9, di mana beliau-beliau ini dipimpin Panji Gumilang, dengan struktur kabinetnya, bahwa NII benar sengaja merekrut banyak anggota, mahasiswa, dan pelajar," ungkap Priyo.

Politisi Golkar ini juga mengaku tahu bahwa NII bergerak, tetapi tidak mengajarkan ideologi teror dan kekerasan. Hanya saja, para mantan petinggi ini memang mengakui bahwa NII mewajibkan para pengikutnya untuk membayar infak.

"Kami juga menanyakan deposito di bank-bank, data dari tanah sebagai jaminan, nanti akan menjadi fakta penting tim pengawas untuk mengusut tuntas kasus Century," katanya.

Imam membenarkan bahwa Panji Gumilang memiliki hubungan dekat dengan pemilik Bank Century, Robert Tantular. Panji mendepositokan uang Rp 250 miliar ke Bank Century. "Waktu itu masih Bank CIC. Panji punya hubungan dengan Robert Tantular, pendiri Century. CIC dulu sebelum jadi bank adalah money changer. Aset-asetnya tanah dan bangunan yang jadi pesantren. Usahanya ternak sapi perah," tandasnya.

Pekan lalu, kepada Tribunnews, Imam juga mengungkapkan bahwa aset NII senilai Rp 250 miliar juga diobligasikan dalam bentuk mas batangan yang beratnya ditaksir mencapai 20 ton.

"Kalau dirupiahkan, seingat saya ada Rp 250 miliar. Itu dalam bentuk obligasi dan emas batangan lebih kurang beratnya 20 ton," kata Imam Supriyanto, Kamis (28/4/2011).

Imam mengaku resmi meninggalkan NII tahun 2007 setelah mendapat nasihat dari ibundanya yang lebih dahulu keluar dari NII.

Mantan menteri NII itu menceritakan, dana milik NII itu disimpan atas nama Imam Besar NII Abu Maarik. "Sepertinya, rekening di Bank Century tidak satu nama. Biasanya Abu Maarik juga memakai nama anaknya di Bank Century. Abu Maarik itu adalah teman dekat Robert Tantular (bekas bos Bank Century)," kata Imam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Nasional
Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Nasional
UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

Nasional
Jokowi Ingin TNI Pakai 'Drone', Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan 'Drone AI'

Jokowi Ingin TNI Pakai "Drone", Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan "Drone AI"

Nasional
Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Nasional
Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com