Bisa dibayangkan, apa yang akan terjadi bila persoalan mati-hidup seperti terorisme, anarkisme, dan agamisme ditanggapi dengan semangat pragmatis seperti di atas. Padahal, semua ini merupakan ancaman yang sangat nyata bagi bangsa ini.
Inkonsistensi
Dinginnya sikap DPR dan inkonsistensi pemerintah untuk menindak tegas para pelaku anarkis menjadi salah satu bukti paling nyata dari keberadaan kelompok pragmatis ini.
Dalam menghadapi persoalan krusial (tetapi berpotensi merusak citra) seperti anarkisme, kelompok politik pragmatis kerap diam seribu bahasa. Bandingkan dengan sikap mereka yang tampak begitu ngotot dalam menghadapi persoalan lezat seperti skandal Bank Century.
Di saat para elite bangsa sibuk bersolek demi citra dan kepentingan pragmatis mereka, keluarga besar terorisme terus bergerak secara rapi untuk mencari peluang sekecil apa pun. Maka mereka pun bisa kembali melancarkan aksinya masing-masing dan mewujudkan cita-cita bersama, yaitu mengubah Indonesia sebagai negara Pancasila menjadi negara agama.
Terorisme harus terus diperhatikan. Sebagaimana keluarga besar terorisme juga tidak dapat diabaikan. Memberantas terorisme harus dilakukan juga dengan membubarkan keluarga besarnya. Hingga tak ada lagi tempat bagi mereka untuk bersembunyi, berlindung, dan menyusun kekuatan baru.
Hasibullah Satrawi Kader Muda NU, Pengamat Politik Timur Tengah dan Dunia Islam pada Moderate Muslim Society Jakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.