Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buruh: Ini "Dosa" DPR dan Pemerintah

Kompas.com - 02/05/2011, 15:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Para buruh menegaskan, berlarut-larutnya pembahasan revisi UU Jaminan Sosial Nasional menjadi RUU Badan Penyelenggara Jaminan Sosoal (RUU BPJS) merupakan kelalaian pemerintah dan parlemen sejak tahun 2004. Para buruh kecewa karena tidak ada keinginan kuat dari pihak eksekutif dan legislatif untuk berpihak pada rakyat.

"Terhambatnya sistem jaminan sosial hingga hari ini tak semata-mata dosa pemerintah, tapi juga dosa DPR. Paling enggak DPR 2004-2009. Kenapa saya katakan dosa, karena memang salah satu fungsi DPR tak digunakan. Akibatnya sampai berlanjut ke DPR berikutnya, jaminan sosial selalu mendapat hambatan," ungkap Presidium Komite dari Serikat Pekerja Tekstil Indra Munaswar dalam pertemuan antara pimpinan PKS dan tokoh buruh di Hotel Sahid, Jakarta, Senin (2/5/2011).

Dalam pertemuan ini, mereka diterima pimpinan PKS, antara lain Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq, Ketua Fraksi PKS DPR RI Mustafa Kamal dan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Tri Wisaksana.

Para buruh menuding bahwa dosa DPR itu juga menjadi dosa Fraksi PKS. Pasalnya, partai yang sudah memiliki kursi sejak DPR periode lalu ini pun tak mampu mendorong kuat pembahasan RUU BPJS. Padahal, rakyat Indonesia yang sebagian besar masih berada dalam kemiskinan sangat membutuhkannya. Indra mengatakan, para buruh ingin mendorong PKS untuk berbicara lebih serius soal kesejahteraan rakyat. Para buruh berharap para politisi PKS bekerja lebih keras lagi agar tidak kecolongan dalam 27 hari ke depan.

"Ini kan limitasinya karena UU MPR/DPR/DPD/DPRD membatasi pembahasan RUU hanya dalam dua kali masa sidang. Jika tidak dibahas, RUU tak bisa dilanjutkan sampai masa akhir DPR 2009-2014. Kalau betul-betul terjadi, negara, juga partai termasuk di dalamnya, sudah zalim terhadap rakyat," tandasnya.

Seperti diketahui, pembahasan RUU BPJS sempat mandek karena adanya perbedaan pendapat antara DPR dengan pemerintah yang diwakili 8 kementerian. Perbedaan tersebut terkait lembaga mana yang akan menjadi pengelola dana jaminan sosial. Seharusnya, RUU tersebut diketok palu pada masa sidang kemarin. Pemerintah menjanjikan daftar inventarisasi masalah akan diajukan ke DPR pada Mei mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Bingung Mau Siapkan Jawaban

    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Bingung Mau Siapkan Jawaban

    Nasional
    Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Nasional
    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Nasional
    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Nasional
    KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

    KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

    Nasional
    PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

    PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

    Nasional
    Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

    Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

    Nasional
    Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

    Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

    Nasional
    Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

    Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

    Nasional
    Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

    Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

    Nasional
    Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

    Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

    Nasional
    Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

    Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

    Nasional
    Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

    Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

    Nasional
    Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

    Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

    Nasional
    Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

    Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com