JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua MPR Taufiq Kiemas mengharapkan insiden bentrokan warga dan TNI Angkatan Darat yang terjadi di Kebumen, Jawa Tengah, Sabtu (16/4/2011), menjadi yang terakhir. Pasalnya, insiden warga versus tentara sudah berulang kali terjadi. Peristiwa ini, menurut Taufiq, tak hanya menjadi preseden buruk bagi TNI, tetapi juga bagi bangsa Indonesia.
"Kalau bisa terakhir kali, tidak terjadi lagi. Bukan hanya merugikan TNI, tetapi juga bangsa Indonesia. Dulu Marinir, sekarang TNI AD. Masalah ini harus diselesaikan sebaik mungkin. Apalagi banyak masalah pemboman," ungkapnya di Gedung DPR, Senin (18/4/2011).
Politisi PDI Perjuangan ini mengatakan, tentara selalu berhadap-hadapan dengan masyarakat lapis bawah. Seharusnya, penyelesaian bukan dilakukan dengan kekerasan, tetapi melalui langkah mediasi dengan menghadirkan aparat dan pemerintahan setempat.
"Panggil polisi dan bupati untuk menyelesaikan," tambahnya.
Sabtu lalu, bentrok terjadi antara TNI AD dengan warga Urut Sewu, Desa Sentrojenar, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen. Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam mengatakan, bentrokan terjadi saat masyarakat mencoba memblokade jalan yang menuju tempat pelatihan Dislitbang TNI. Selama ini terjadi permasalahan antara warga dan kantor Dislitbang TNI karena tanah warga dipasangi patok tanpa sepengetahuan warga dan kepala desa. Patok tersebut sebagai penanda zona aman latihan TNI. Namun, warga mengira tanah tersebut akan diambil TNI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.