Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Berani Menyusul Arifinto?

Kompas.com - 11/04/2011, 21:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti mengatakan, sikap dan keputusan mundur dari keanggotaan DPR 2009-2014 yang diambil anggota Fraksi PKS, Arifinto, patut diapresiasi. Menurutnya, jika dikaji, apa yang dilakukan Arifinto sesungguhnya tidak sefatal kasus lain yang juga melibatkan anggota DPR. Oleh karena itu, ia berpendapat, keputusan Arifinto harus menjadi contoh para anggota Dewan lain yang juga "bermasalah".

"Kalau kita kaji, apa yang dilakukan Arifinto tidak sefatal yang lain. Ada yang lebih parah dan substansial, tetapi tetap ngotot menjadi anggota DPR. Menggunakan kekuasaan untuk berlindung dari kesalahan. Keputusan Arifinto adalah bentuk kesiapannya sebagai wakil rakyat menerima sanksi sosial," kata Ray kepada Kompas.com, Senin (11/4/2011).

Arifinto mengumumkan pengunduran dirinya siang tadi, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas perilakunya yang diketahui publik membuka konten porno di tengah berlangsungnya sidang paripurna, Jumat (8/4/2011) pekan lalu. Keputusan ini, Ray melanjutkan, menjadi sinyal positif bagi kesadaran para pejabat publik untuk bertanggung jawab atas hal negatif yang dilakukannya dan mendapat kritik publik.

"Sekarang, kan, banyak pejabat publik yang tidak mau berefleksi. Ada anggota yang sudah ditahan KPK, tapi tidak mau mundur. Ada pejabat yang sudah ketahuan bohong, tapi tetap merasa bersih. Padahal ini sangat mendasar. Ada juga anggota DPR yang sudah divonis, tetapi juga tetap tidak mau mundur. Ini menjadi pelajaran penting bagi mereka," kata Ray.

Tak hanya mundur dari DPR, Arifinto juga mendapatkan sanksi dari internal partainya. Ia dicopot dari keanggotaan Majelis Syuro PKS. Anggota Komisi V DPR ini juga diharuskan melakukan taubatan nasuha atau tobat dengan sungguh-sungguh melalui beberapa langkah, yaitu melakukan permohonan ampun kepada Tuhan (istigfar) minimal 100 kali selama 40 hari, membaca Al Quran minimal satu kali khatam dalam jangka 30 hari, bersedekah kepada 60 orang fakir miskin, meminta nasihat (tausyiah) kepada Ketua Dewan Syari'ah Pusat selaku Mufti PKS, serta meminta maaf kepada seluruh kader, simpatisan, konstituen, anggota DPR, dan masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pakar Pertanyakan KPK yang Belum Tahan Bupati Mimika Meski Kasasi Sudah Diputus

    Pakar Pertanyakan KPK yang Belum Tahan Bupati Mimika Meski Kasasi Sudah Diputus

    Nasional
    5 Catatan PDI-P terhadap RUU Kementerian, Harus Perhatikan Efektivitas dan Efisiensi

    5 Catatan PDI-P terhadap RUU Kementerian, Harus Perhatikan Efektivitas dan Efisiensi

    Nasional
    Analis: TNI AL Butuh Kapal Selam Interim karena Tingkat Kesiapan Tempur Tak Dapat Diandalkan

    Analis: TNI AL Butuh Kapal Selam Interim karena Tingkat Kesiapan Tempur Tak Dapat Diandalkan

    Nasional
    Mulai Rangkaian Rakernas dengan Nyalakan Api dari Mrapen, PDI-P: Semoga Kegelapan Demokrasi Bisa Teratasi

    Mulai Rangkaian Rakernas dengan Nyalakan Api dari Mrapen, PDI-P: Semoga Kegelapan Demokrasi Bisa Teratasi

    Nasional
    Pertamina Patra Niaga Jamin Ketersediaan Avtur untuk Penerbangan Haji 2024

    Pertamina Patra Niaga Jamin Ketersediaan Avtur untuk Penerbangan Haji 2024

    Nasional
    BNPT Paparkan 6 Tantangan Penanganan Terorisme untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

    BNPT Paparkan 6 Tantangan Penanganan Terorisme untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Komisi X DPR Sepakat Bentuk Panja Pembiayaan Pendidikan Buntut Kenaikan UKT

    Komisi X DPR Sepakat Bentuk Panja Pembiayaan Pendidikan Buntut Kenaikan UKT

    Nasional
    Pimpinan Baru LPSK Janji Tingkatkan Kualitas Perlindungan Saksi dan Korban Tindak Pidana

    Pimpinan Baru LPSK Janji Tingkatkan Kualitas Perlindungan Saksi dan Korban Tindak Pidana

    Nasional
    Soroti RUU MK yang Dibahas Diam-diam, PDI-P: Inilah Sisi Gelap Kekuasaan

    Soroti RUU MK yang Dibahas Diam-diam, PDI-P: Inilah Sisi Gelap Kekuasaan

    Nasional
    Jemaah Haji Asal Makassar yang Sempat Gagal Terbang Karena Mesin Pesawat Garuda Terbakar Sudah Tiba di Madinah

    Jemaah Haji Asal Makassar yang Sempat Gagal Terbang Karena Mesin Pesawat Garuda Terbakar Sudah Tiba di Madinah

    Nasional
    DPR dan Pemerintah Didesak Libatkan Masyarakat Bahas RUU Penyiaran

    DPR dan Pemerintah Didesak Libatkan Masyarakat Bahas RUU Penyiaran

    Nasional
    Optimalkan Penanganan Bencana, Mensos Risma Uji Coba Jaringan RAPI

    Optimalkan Penanganan Bencana, Mensos Risma Uji Coba Jaringan RAPI

    Nasional
    Komplit 5 Unit, Pesawat Super Hercules Terakhir Pesanan Indonesia Tiba di Halim

    Komplit 5 Unit, Pesawat Super Hercules Terakhir Pesanan Indonesia Tiba di Halim

    Nasional
    TNI Gelar Simulasi Penerapan Hukum dalam Operasi Militer Selain Perang

    TNI Gelar Simulasi Penerapan Hukum dalam Operasi Militer Selain Perang

    Nasional
    Jokowi Ingin Bansos Beras Lanjut hingga Desember, PDI-P: Cawe-cawe untuk Pilkada

    Jokowi Ingin Bansos Beras Lanjut hingga Desember, PDI-P: Cawe-cawe untuk Pilkada

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com