Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Firenze dan Gembok Cinta...

Kompas.com - 07/04/2011, 08:54 WIB

Oh Mon Dieu! (Ya Tuhan). Ternyata harga tiket yang kami bayar untuk masuk secara langsung hanya 6,50 euros. Iya, benar, tidak sampai 10 euro! Lewat internet, kami membayar untuk dua orang dewasa, anak-anak gratis. Tapi ada tarif pemesanan lewat internet dan biaya lainnya. Berhubung kabar yang tersebar adalah antrean bisa sampai berjam-jam, maka untuk lebih berjaga-jaga tentunya kami membeli tiket ke museum ini jauh hari sebelumnya di Perancis via internet. Kecele kami. Karena di Uffizi secara langsung yang membayar hanya suami saya saja. Saya, sebagai jurnalis gratis begitu juga dengan kedua anak kami. Ck-ck-ck-ck..., pengalaman deh sebagai turis!

Jadi sebenarnya, trik untuk mengunjungi Museum Uffizi adalah datang pagi-pagi! Karena mereka buka dari pukul 8.30. Tapi, memang berdasarkan pengalaman beberapa orang yang kami tanyakan, mereka kebanyakan mengalami yang namanya antre sampai berjam-jam hanya untuk satu tempat wisata. Jadi kesimpulannya, tergantung dengan musim liburan dan waktunya.

Setelah mengantre tak lebih dari 10 menit, kami memasuki Museum Uffizi yang terbagi dalam 18 ruangan terisi oleh karya seni bersejarah. Museum Uffizi merupakan salah satu peninggalan bersejarah tertua yang paling terkemuka di dunia. Memamerkan karya seni tersohor khususnya dari para seniman Italia. Bangunan seluas 8.000 meter persegi dibuka bagi umum sejak tahun 1765. Dibangun atas permintaan Cosimo, keturunan pertama Médicis, di tahun 1560 dan berakhir di tahun 1580.

Di museum yang terbagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan tahunnya ini, kita bisa mendapatkan gambaran betapa dunia ini penuh dengan kekayaan akan pikiran dan imajinasi manusia. Goresan sejarah. Dan bagaimana sebuah lukisan bisa berbicara menerangkan suatu peristiwa yang berlangsung di saat itu dengan kehalusan, keindahan, dan ketajaman hasil gerakan tangan si pelukis.

Si kecil Bazile yang sudah dibiasakan oleh orangtuanya untuk memegang kamera foto, meskipun belum genap 3 tahun, asyik memotret, yang hasilnya mendapatkan teguran dari petugas museum. Karena dalam mueseum ini dilarang keras mengambil gambar. Yang langsung kami setujui dengan permintaan maaf.

Saya menanyakan, apakah saya harus meminta izin untuk pengambilan gambar karena foto saya nantinya untuk reportase sebuah media, mereka tetap menolak dan menyarankan saya untuk membeli kartu pos atau poster di galeri museum bila ingin memiliki gambar dari sebuah obyek seni.

Seorang petugas yang bisa berbicara bahasa Perancis mendekati saya dan berkata dengan ramah, di dalam museum Anda dilarang mengambil gambar, tapi sepanjang lorong museum yang penuh dengan pahatan dan dekorasi langit-langit atap museum Anda bisa mengambil foto. Saya ucapkan terima kasih kepada petugas wanita yang baik hati itu karena mau mengerti posisi saya.

Bila Anda pengagum sebuah karya seni Italia, khususnya abad ke-13 hingga abad ke-18, maka di sinilah Anda bisa merasakan kenikmatan memandang beratus-ratus lukisan terkemuka di dunia. Anak sulung saya, Adam, dan ayahnya yang memang penggemar berat sejarah seni asyik sekali berdiskusi soal lukisan, apalagi saat mereka berdua akhirnya dipertemukan dengan karya seni dari Botticelli, yaitu kelahiran Venus dan musim semi. Lukisan indah yang dengan wanita berambut pirang di atas kerang terbuat sekitar dua tahun (1484-1486). Mereka yang belajar sejarah seni Eropa sudah mengenal secara teori mengaku merasa puas bisa menikmati secara nyata.

Namun, bagi saya yang tak terlalu mengenal sejarah seni Eropa, mungkin lebih mengenal seniman Léonardo da Vinci, dibandingkan seniman lainnya, seperti Filippo Lippi atau Michel-Ange. Di ruangan ke-15 inilah kita bisa menikmati keindahan permainan kuas Léonardo da Vinci. Salah satu yang menjadi bintang tamu di ruangan itu adalah lukisan dengan judul "Annunciazione" yang dalam bahasa Indonesia kurang lebih berarti 'isyarat'.

Berhubung tadi seorang petugas ramah memperkenankan saya mengambil foto di sepanjang lorong museum, maka saat saya keluar dari ruangan lukisan, kamera saya mulai bermain, tapi baru juga tiga jepretan, teriakan petugas sudah terdengar mengomeli saya. Ribut pakai bahasa asing memang lucu juga jadinya. Apalagi, sudah lama saya tak menggunakan bahasa Inggris sambil ngotot.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com