Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seruan Penolakan Jangan Cuma Basa-basi

Kompas.com - 31/03/2011, 14:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat parlemen Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi), Sebastian Salang, mengatakan, pernyataan penolakan yang disampaikan sejumlah fraksi atas rencana pembangunan gedung baru DPR jangan sekedar basa-basi. Pernyataan itu, katanya, harus diikuti tindakan nyata yang mendorong penentu kebijakan di DPR bisa menyerap aspirasi masyarakat yang sebagian besar menolak rencana tersebut.

”Kita apresiasi sikap fraksi-fraksi yang menolak karena bagaimanapun juga mereka adalah wakil rakyat, maka seharusnya mendengarkan aspirasi masyarakat. Jangan sampai pernyataan menolak itu hanya basa-basi, untuk pencitraan, tidak ada tindakan nyata,” kata Sebastian kepada Kompas.com, Kamis (31/3/2011).

Tindakan nyata yang dimaksud Sebastian, fraksi-fraksi secara resmi harus menyampaikan surat penolakan atau permintaan penghentian pembangunan gedung kepada pimpinan DPR. ”Seperti Gerindra yang sebelumnya mengaku sudah memberikan dua surat menolak gedung baru, tapi katanya belum diterima pimpinan DPR. Fraksi-fraksi lain juga harus menyampaikan sikap resmi dengan mengirimkan surat, jangan hanya lisan saja menolak,” ujarnya.

Selain itu, fraksi-fraksi yang menolak juga bisa mendesak rapat konsultasi antara pimpinan DPR dan pimpinan Fraksi untuk kembali mengambil sikap dan kesepakatan terhadap kelanjutan pembangunan gedung DPR.

Secara terpisah, di Gedung DPR, Ketua Fraksi PAN Tjatur Sapto Edy mengatakan, pihaknya akan mengirimkan surat secara resmi ke Badan Urusan Rumah Tangga agar persoalan gedung baru dibahas dalam rapat paripurna DPR, terutama mengenai perencanaan teknis (DED) gedung baru DPR.

”Teguh (Teguh Juwarno, Sekretaris Fraksi PAN) sedang menulis ke BURT untuk diusulkan desain itu, detail engineering design dibahas di paripurna bukan di rapat konsultasi karena mekanismenya memang begitu,” kata Tjatur di Gedung DPR, Kamis (31/3/2011).

Menurut Wakil Ketua Komisi III DPR itu, rencana pembangunan gedung sudah ada dalam rencana strategis DPR yang sudah diputuskan di paripurna. Keputusan ini, lanjutnya, tak bisa dicabut lagi.

”Persoalan bentuk gedung, standar kemewahan, harga, harus diputuskan di paripurna. Kami minta BURT diagendakan ke Bamus, terus ke paripurna,” tambahnya.

Tjatur menegaskan, paripurna memang tak memutuskan hal-hal teknis, tetapi perencanaan teknis gedung tersebut sebagai kerangka keseluruhan pembangunan tetap harus diputuskan di paripurna.

Sementara itu, Ketua Fraksi PDI-P Tjahjo Kumolo, saat dikonfirmasi Kompas.com, hari ini, juga mengatakan, fraksinya akan mengirimkan surat secara resmi kepada pimpinan DPR terkait sikap fraksi atas pembangunan gedung DPR.

”Pasti, kami akan menindaklanjutinya dengan mengirim surat kepada pimpinan DPR tentang sikap kami,” ujarnya.

Fraksi PDI-P meminta agar rencana pembangunan gedung ditunda dan dikaji ulang, sesuai aspirasi yang berkembang di masyarakat. Selain Fraksi PAN dan PDI-P, fraksi lain yang meminta agar rencana ini dikaji ulang adalah Fraksi Partai Gerindra, Fraksi Hanura, dan Fraksi PPP.

Baca juga: Angka-angka Seputar Gedung Baru DPR

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Nasional
    PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

    PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

    Nasional
    PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

    PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

    Nasional
    Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

    Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

    BrandzView
    Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

    Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

    Nasional
    Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

    Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

    Nasional
    Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

    Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

    Nasional
    Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

    Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

    Nasional
    Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

    Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com