Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yusuf Supendi Enggan Bertemu Elite PKS

Kompas.com - 28/03/2011, 20:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Yusuf Supendi, salah seorang pendiri Partai Keadilan yang kemudian menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), menyatakan enggan bertemu dengan para elite PKS membicarakan islah atau perdamaian. Ia hanya bersedia menemui para elite PKS jika dimintai keterangan sebagai saksi untuk mengadili Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq, Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Amunuddin, dan Sekretaris Jenderal PKS Anis Matta atas dugaan sejumlah pelanggaran.

"Selain (untuk urusan) itu saya tidak mau bertemu mereka," ujar Yusuf seusai melaporkan Luthfi ke polisi, Senin (28/3/2011) di Badan Reserse Kriminal Polri. Luthfi dilaporkan terkait pencemaran nama baik dan fitnah.

Yusuf yang diberhentikan dari keanggotaan PKS tahun lalu itu juga menegaskan bahwa hingga kini dia belum pernah bertemu dengan para elite PKS yang ditudingnya melakukan pelanggaran etika.Yusuf menuding Luthfi, Hilmi, dan Anis melakukan pelanggaran etik dan penyelewengan dana.

Sebelumnya Yusuf melaporkan Luthfi ke Badan Kehormatan DPR atas dugaan pelanggaran etika anggota parlemen. Hari Senin (28/3/2011) ini dia melaporkan Luthfi ke polisi atas tuduhan pencemaran nama baik dan fitnah.

Yusuf juga telah melaporkan Anis ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas dugaan penggelapan dana kampanye Pilkada Jawa Barat dari Adang Darajatun senilai Rp 10 miliar. Sedangkan Hilmi, hanya dituding hobi memperkaya diri dengan mengumpulkan uang setoran.

Terkait pertemuan dengan pihak PKS setelah tudingan yang dilancarkannya itu, Yusuf mengaku pernah didatangi Ketua Dewan Pengurus Wilayah DKI PKS. "Tiba-tiba pada Rabu (23/3/2011) ada delapan orang yang datang ke rumah, ada dua atau tiga orang yang saya kenal. Begitu mereka datang, pintu rumah saya kunci, saya langsung telepon polisi," tuturnya.

Di lain pihak, PKS enggan menggubris tudingan-tudingan Yusuf. Presiden PKS Luthfi menegaskan bahwa pihaknya belum berniat melaporkan Yusuf ke Polisi. PKS menilai, tudingan Yusuf merupakan bagian dari serangkaian serangan terhadap PKS menyusul sikap PKS yang mendukung hak angket di parlemen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    Nasional
    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com