Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gayus Ogah Ngaku Terima dari Perusahaan

Kompas.com - 11/02/2011, 17:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Gayus Halomoan Tambunan, tersangka kasus korupsi dan pencucian uang, tidak akan mengakui harta fantastisnya sekitar Rp 100 miliar yang berasal dari perusahaan mana pun saat diadili di pengadilan nanti.

"Menurut Gayus, bukan yang akan diterangkan di pengadilan," kata Hotma Sitompul, pengacara Gayus di Mabes Polri, Jumat (11/2/2011), ketika ditanya apakah Gayus menerima uang dari perusahaan.

Lantas, jika bukan dari perusahaan saat bekerja di Direktorat Jenderal Pajak, Gayus menerima semua uang itu dari siapa? Hotma enggan menjawab.

"Kalau soal uang, Gayus sudah bilang nanti di pengadilan," ujar Hotma, singkat.

Hotma mengatakan, pengakuan Gayus menerima uang dari tiga pekerjaan yang diberikan tiga perusahaan Bakrie Grup selama ini adalah atas suruhan Denny Indrayana dan Mas Achmad Santosa, dua anggota Satgas Pemberantasan Mafia Hukum. Pengakuan itu disampaikan ke penyidik dan majelis hakim.

Seperti diketahui, perubahan drastis pengakuan Gayus itu setelah lepas dari tim pengacara Adnan Buyung dan didampingi Hotma.

"Mengapa saya dibilang mengalihkan permasalahan? Yang membuat itu adalah Denny dan Otta. Itu tersangka ditemui berulang kali, apa pesan-pesan dia, libatkan Ical," ucap dia.

"Kenapa Gayus bohong? Karena diiming-imingi Denny tentang keringanan. Jadi sekarang dia mau memperbaiki. Kenapa semua orang pada ribut? Kenapa dengan kalian, orang mau menceritakan yang bener malah ribut-ribut, malah ributin perusahaan Ical terus. Ada apa ini?," lontar Hotma.

Seperti diberitakan, selama ini Gayus berkali-kali menerangkan uang Rp 28 miliar yang tersimpan di rekening berasal dari tiga perusahaan Bakrie Grup. Dihadapan beberapa majelis hakim, Gayus dapat menjelaskan secara rinci setiap pekerjaan yang diberikan melalui Alif Kuncoro.

Gayus juga dikaitkan menerima uang dari 151 perusahaan. Gayus tercatat dalam surat tugas menangani 151 perusahaan itu. Saat ini, penyidik masih menyelidiki data pajak 151 perusahaan yang diberikan Kementerian Keuangan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com