Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Terganggu Stigma Bohong

Kompas.com - 17/01/2011, 11:50 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung mengatakan pertemuan antara Presiden RI dan sembilan tokoh agama, Senin (17/1/2011) malam, seharusnya tak perlu diadakan. Undangan pertemuan yang digagas Presiden SBY kepada para tokoh agama dilayangkan setelah lontaran kritik keras yang disampaikan pekan lalu. Pemerintah dinilai berbohong. Menurut Pramono, pemerintah hanya perlu mengevaluasi diri dan menindaklanjuti kritikan yang disampaikan. Pertemuan malam nanti dinilainya menunjukkan bahwa Presiden sebagai pemimpin pemerintahan terganggu dengan stigma 'bohong' yang disampaikan para tokoh agama.

"Terlihat betul memang stigma atau stereotip tentang kebohongan itu sangat mengganggu pemerintahan terutama bagi presiden yang dianggap paling bertanggung jawab terhadap hal itu," ungkapnya di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Senin (17/1/2011).

Pramono mengatakan, kata 'bohong' dalam budaya timur sangat diharamkan. Dari kecil, seorang anak di budaya timur ditekankan untuk tidak berbohong. Oleh karena itu, Pramono menilai penggunaan diksi 'bohong' luar biasa. Politisi PDI-P ini juga mencontohkan penggunaan angka 9 oleh para pemuka agama dalam poin 9 janji lama dan 9 janji baru. Menurutnya, ini sangat menyinggung SBY yang selama ini sangat 'mendewakan' angka 9.

"Kenapa mereka menggunakan angka 9 menurut saya agamawan ini setelah melakukan kontemplasi sangat cerdas memilih angka 9 dan itu menyentuh betul SBY," tambahnya.

Pertemuan antara pemerintah dan para tokoh agama seharusnya bisa digelar secara rutin jika ingin menjalin komunikasi yang baik dengan akar rumput. Oleh karena itu, pertemuan nanti malam harus menjadi wujud silaturahmi antara rakyat dan pemerintah untuk mencari solusi. "Jadi diksi ini harus mendapat perhatian serius dari pemerintah untuk melakukan perbaikan sebab kalau tidak ini akan makin melekat pada masyarakat," tandasnya. 

Secara terpisah, Wakil Ketua MPR, Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, pemerintah seharusnya tak meributkan penggunaan kata 'bohong'. Pemerintah diimbau untuk mencermati substansi kritik yang disampaikan para tokoh agama. "Daripada mempertentangkan kata 'bohong', lebih baik fokus memberikan solusi mengatasi soal hukum, HAM, keamanan, ekonomi, pendidikan, sembako dan lain-lain," kata Lukman.

Namun, ia mengapresiasi langkah positif Presiden SBY yang mengundang para tokoh agama untuk berdialog malam nanti. Ia berharap, pertemuan tersebut bisa menghasilkan keputusan yang berkontribusi pada terpecahkannya berbagai permasalahan bangsa.

"Saya meyakini kritik keras tokoh agama itu tak berlandaskan kebencian, tetapi lebih karena cintanya kepada negara dan bangsa ini," kata Lukman.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

    PKB-PKS Jajaki Koalisi di Pilkada Jatim, Ada Keputusan dalam Waktu Dekat

    Nasional
    Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

    Amnesty Internasional: 26 Tahun Reformasi Malah Putar Balik

    Nasional
    Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

    Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

    Nasional
    Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

    Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

    Nasional
    Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

    Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

    Nasional
    DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

    DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

    Nasional
    Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

    Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

    Nasional
    DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

    DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

    Nasional
    4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

    4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

    Nasional
    Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

    Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

    Nasional
    Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

    Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

    Nasional
    Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

    Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

    Nasional
    Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

    Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

    Nasional
    Jet Tempur F-16 Kedelepan TNI AU Selesai Dimodernisasi, Langsung Perkuat Lanud Iswahjudi

    Jet Tempur F-16 Kedelepan TNI AU Selesai Dimodernisasi, Langsung Perkuat Lanud Iswahjudi

    Nasional
    Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

    Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com