Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gayus Akui Rekayasa BAP

Kompas.com - 14/12/2010, 20:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Gayus Halomoan Tambunan kembali mengakui bahwa dia merekayasa keterangan dalam berita acara pemeriksaan terkait perkara PT Surya Alam Tunggal. Menurut Gayus, perekayasaan itu dilakukan atas permintaan tim independen Polri agar dapat menjerat atasannya di Direktorat Jenderal Pajak.

"Banyak BAP yang tidak sesuai dengan keadaan. Saya cabut (BAP)," kata Gayus saat bersaksi dalam sidang terdakwa Maruli Pandapotan Manurung di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (14/12/2010).

Gayus mengatakan, permintaan itu disampaikan setelah penyidik kesulitan menjerat atasannya terkait mafia pajak. Menurut dia, saat itu penyidik berjanji tidak akan menjerat dia dan rekannya, Humala Napitupulu, jika mau merekayasa keterangan terkait penanganan keberatan pajak PT Surya Alam Tunggal (PT SAT).

Gayus mengaku melakukan perekayasaan dengan menyebut permohonan keberatan pajak PT SAT diterima atas perintah Maruli tanpa dilakukan pemeriksaan mendalam. Dalam BAP, Gayus menyebut Maruli mengatakan kepadanya, "Terima keberatannya. Pak Jhony (Kasubdit Pengurangan dan Keberatan) dan Pak Bambang Heru (Direktur Keberatan dan Banding) sudah oke."

Gayus mengatakan, ia mau merekayasa BAP lantaran sakit hati dengan Bambang dan Maruli. Menurutnya, ia langsung dimutasi tanpa diberi pekerjaan setelah pihak Ditjen Pajak tahu bahwa dia ditetapkan sebagai tersangka di Bareskrim Polri tahun 2009 yang kemudian disidangkan di Pengadilan Negeri Tangerang.

"Saya sangat sakit hati waktu itu. Melihat efeknya sekarang, saya sangat menyesal. Saya sampaikan maaf ke Pak Maruli," kata Gayus.

Selaku penelaah, kata Gayus, ia telah melakukan penelitian mendalam terhadap permohonan keberatan PT SAT. "Sesungguhnya, saya melakukan penelitian sangat mendalam. Saya memeriksa data secara komprehensif. Saya yakin 1.000 persen seusai dengan peraturan," tambah dia.

Seperti diberitakan, Gayus, Maruli, dan Humala didakwa merugikan negara senilai Rp 570 juta setelah menerima keberatan pajak PT SAT. Keberatan itu diterima secara berjenjang mulai dari Humala hingga Direktur Jenderal Pajak yang saat itu dijabat Darmin Nasution.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com