JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Demokrat menghormati keputusan mundur yang diambil Ketua DPD Partai Demokrat DIY Gusti Haryo Prabukusumo beberapa hari lalu. Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengatakan, partai memahami posisi sulit Prabu, yang merupakan bagian dari keluarga Keraton Yogyakarta. Prabu memutuskan mundur di tengah memanasnya perdebatan konsep keistimewaan DIY.
"Semestinya Beliau tidak secepat itu mundur," kata Anas, di sela-sela peresmian Kantor Khusus Departemen Hukum dan Perundang-undangan DPP Partai Demokrat, Sabtu (11/12/2010) di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat.
Ia mengungkapkan, pembahasan RUUK DIY baru dalam proses yang relatif awal. "Belum ada kesimpulan apa pun. Tetapi, karena itu hak politik pribadi Mas Prabu, kami dalam posisi menghormati. Kami memahami posisi sulit Beliau dalam dinamika dan perdebatan gagasan tentang penyelenggaraan keistimewaan DIY," ujar Anas.
Ketika ditanya, apakah mundurnya Prabu akan memengaruhi suara Demokrat di DIY, Anas menyatakan, "Eksistensi partai basisnya banyak sekali. Bisa karena faktor ideologi, platform, kader, dan tema kampanye. Jadi, ya sebetulnya kami menyayangkan Beliau mundur. Kehilangan satu kader itu tidak kami harapkan," ujarnya.
Namun, Demokrat tetap optimistis bahwa mundurnya Prabu tak akan mengurangi dan mengganggu konsolidasi kader di DIY.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.