JAKARTA, KOMPAS.com- Semua pihak diminta menyadari bahwa negeri ini berada di wilayah rawan bencana yang sangat sering menelan korban jiwa. Karena itu, antisipasi kemungkinan menjadi korban bencana juga harus disadari semua.
Untuk itu, memeriksakan gigi secara menyeluruh, dan kemudian menyimpan catatan/dokumen hasil pemeriksaan gigi menjadi sangat penting. Penyimpanan dokumen hasil pemeriksaan itu juga harus di tempat yang mudah ditemukan dan diketahui pihak keluarga.
Sebab, dokumen mengenai hasil pemeriksaan gigi itu akan menjadi sangat penting untuk mengidentifikasi korban jiwa, termasuk akibat bencana. Dua hal lain yang juga penting adalah sidik jari dan tes DNA.
Demikian pesan penting yang mengemuka dalam Workshop Disaster Victim Identification (DVI) yang diselenggarakan oleh Bidang Kedokteran Kepolisian Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri di Jl. Cipinang Baru Raya, Jakarta Timur, Senin hingga Rabu (29/11-1/12/2010).
Tim pengajar dalam workshop DVI ini antara lain Nugroho Lelono, drg Muhammad Sutria Haris, drg Yus Arlika Putra Wibawa, dan dr Adang Azhar, dr Anton R Castilani, MSI, DFM (Kabid Dokpol Pusdokkes Polri), dan dr Hastry. Mereka ini tergabung petugas DVI Indonesia.
Peserta yang hadir antara lain dari Tagana, Rapi, Orari, Dana Kemanusiaan Kompas (DKK), Diskes AL, Rakor Brimob Polri, Inafis Bareskrim, dan Densus 88, dan unsur TNI dan Polri lainnya.
"Kita jangan hanya memeriksakan pada gigi yang sakit saja. Mintalah pemeriksaan gigi secara menyeluruh, dan minta catatannya," Nugroho Lelono yang menambahkan penjelasan dokter gigi Muhammad Sutria Haris.
Catatan gigi secara menyeluruh akan digunakan untuk identifikasi antemortem untuk dicocokan dengan jenazah yang ditemukan, sehingga didapat kepastian.
Kepastian ini perlu, karena untuk kepastian bagi keluarga yang ditinggalkan guna melanjutkan kehidupan berikutnya. Apakah akan kawin lagi atau memba-bagi warisan.
Kalau menuynggu pemeriksaan DNA selain memakan waktu juga memerlukan biaya relatif besar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.