Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Periksalah Gigi Secara Menyeluruh

Kompas.com - 30/11/2010, 15:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Semua pihak diminta menyadari bahwa negeri ini berada di wilayah rawan bencana yang sangat sering menelan korban jiwa. Karena itu, antisipasi kemungkinan menjadi korban bencana juga harus disadari semua.

Untuk itu, memeriksakan gigi secara menyeluruh, dan kemudian menyimpan catatan/dokumen hasil pemeriksaan gigi menjadi sangat penting. Penyimpanan dokumen hasil pemeriksaan itu juga harus di tempat yang mudah ditemukan dan diketahui pihak keluarga.

Sebab, dokumen mengenai hasil pemeriksaan gigi itu akan menjadi sangat penting untuk mengidentifikasi korban jiwa, termasuk akibat bencana. Dua hal lain yang juga penting adalah sidik jari dan tes DNA.

Demikian pesan penting yang mengemuka dalam Workshop Disaster Victim Identification (DVI) yang diselenggarakan oleh Bidang Kedokteran Kepolisian Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri di Jl. Cipinang Baru Raya, Jakarta Timur, Senin hingga Rabu (29/11-1/12/2010).

Tim pengajar dalam workshop DVI ini antara lain  Nugroho Lelono, drg Muhammad Sutria Haris, drg Yus Arlika Putra Wibawa,  dan dr Adang Azhar, dr Anton R Castilani, MSI, DFM (Kabid Dokpol Pusdokkes Polri), dan dr Hastry. Mereka ini tergabung petugas DVI Indonesia.

Peserta yang hadir antara lain dari Tagana, Rapi, Orari,  Dana Kemanusiaan Kompas (DKK), Diskes AL, Rakor Brimob Polri, Inafis Bareskrim, dan Densus 88, dan unsur TNI dan Polri lainnya. 

"Kita jangan hanya memeriksakan pada gigi yang sakit saja. Mintalah pemeriksaan gigi secara menyeluruh, dan minta catatannya," Nugroho Lelono yang menambahkan penjelasan dokter gigi Muhammad Sutria Haris.

Catatan gigi secara menyeluruh akan digunakan untuk identifikasi antemortem untuk dicocokan dengan jenazah yang ditemukan, sehingga didapat kepastian.
Kepastian ini perlu, karena untuk kepastian bagi keluarga yang ditinggalkan guna  melanjutkan  kehidupan berikutnya. Apakah akan kawin lagi atau memba-bagi warisan.

Kalau menuynggu pemeriksaan DNA selain memakan waktu juga memerlukan biaya relatif besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Polri Tangkap 3 Tersangka 'Ilegal Fishing' Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

    Polri Tangkap 3 Tersangka "Ilegal Fishing" Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

    Nasional
    PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

    PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

    Nasional
    Kesaksian JK dalam Sidang Karen Agustiawan yang Bikin Hadirin Tepuk Tangan...

    Kesaksian JK dalam Sidang Karen Agustiawan yang Bikin Hadirin Tepuk Tangan...

    Nasional
    DPR Tunggu Surpres Sebelum Bahas RUU Kementerian Negara dengan Pemerintah

    DPR Tunggu Surpres Sebelum Bahas RUU Kementerian Negara dengan Pemerintah

    Nasional
    Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

    Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

    Nasional
    Prabowo Nilai Gaya Militeristik Tak Relevan Lagi, PDI-P: Apa Mudah Seseorang Berubah Karakter?

    Prabowo Nilai Gaya Militeristik Tak Relevan Lagi, PDI-P: Apa Mudah Seseorang Berubah Karakter?

    Nasional
    Hadir di Dekranas Expo 2024, Iriana Jokowi Beli Gelang dan Batik di UMKM Binaan Pertamina

    Hadir di Dekranas Expo 2024, Iriana Jokowi Beli Gelang dan Batik di UMKM Binaan Pertamina

    Nasional
    Jokowi Ucapkan Selamat ke PM Baru Singapura Lawrence Wong

    Jokowi Ucapkan Selamat ke PM Baru Singapura Lawrence Wong

    Nasional
    Seputar Penghapusan Kelas BPJS dan Penjelasan Menkes...

    Seputar Penghapusan Kelas BPJS dan Penjelasan Menkes...

    Nasional
    Konflik Papua: Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

    Konflik Papua: Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

    Nasional
    Para 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah serta Deretan Aset yang Disita

    Para "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah serta Deretan Aset yang Disita

    Nasional
    Soal Kelas BPJS Dihapus, Menkes: Dulu 1 Kamar Isi 6-8 Orang, Sekarang 4

    Soal Kelas BPJS Dihapus, Menkes: Dulu 1 Kamar Isi 6-8 Orang, Sekarang 4

    Nasional
    Babak Baru Kasus Vina Cirebon: Ciri-ciri 3 Buron Pembunuh Diungkap, Polri Turun Tangan

    Babak Baru Kasus Vina Cirebon: Ciri-ciri 3 Buron Pembunuh Diungkap, Polri Turun Tangan

    Nasional
    Wacana Kabinet Gemuk: Kemunduran Reformasi Birokrasi?

    Wacana Kabinet Gemuk: Kemunduran Reformasi Birokrasi?

    Nasional
    Gaya Pemerintahan Prabowo Diharap Tidak Satu Arah seperti Orde Baru

    Gaya Pemerintahan Prabowo Diharap Tidak Satu Arah seperti Orde Baru

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com