Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teguh: Pertimbangkan Opsi Referendum

Kompas.com - 29/11/2010, 19:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Sekretaris Fraksi Partai Amanat Nasional DPR RI Teguh Juwarno mengatakan, pemerintah hendaknya menyerap aspirasi masyarakat setempat terkait dengan mekanisme suksesi di Daerah Istimewa Yogyakarta. 

"Pemerintah hendaknya mempertimbangkan opsi referendum untuk mengetahui aspirasi masyarakat Yogyakarta," kata Teguh Juwarno di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (29/11/2010).

Menurut dia, opsi referendum tersebut untuk mengetahui secara pasti aspirasi masyarakat Yogyakarta agar tidak salah dalam membuat keputusan terkait pembahasan Rancangan Undang Undang tentang Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pilihan referendum, menurut dia, hendaknya menjadi pertimbangan pemerintah, namun sebelum dilaksanakan agar dilakukan sosialisasi kepada seluruh masyarakat dalam periode waktu tertentu, misalnya selama tiga bulan.

Referendum yang akan dilakukan pemerintah, menurut dia, juga harus dibuat opsi dan perimbangannya secara jelas, apakah suksesi di Yogyakarta akan dilakukan dengan mekanisme penunjukan langsung atau mekanisme pemilihan seperti di daerah lainnya.

Jika dilakukan penunjukan langsung kepada keluarga keraton, konsekuensinya seperti apa dan sebaliknya jika dilakukan pemilihan maka konsekuensinya seperti apa. "Dalam UU tentang Pemerintahan Daerah, pemilihan kepala daerah dilakukan melalui mekanisme pemilihan langsung, tapi untuk daerah istimewa dimungkinkan dilakukan penunjukan langsung," katanya.

Menurut dia, Yogyakarta sebagai daerah istimewa yang diatur dalam undang-undang hendaknya juga ada keistimewaannya dari daerah lainnya. Namun Teguh tidak berani mengusulkan agar menerapkan penunjukan langsung pada suksesi kepada daerah di Yogyakarta.

"Fraksi PAN DPR belum memilkiki sikap tegas, tapi masih meunggu jika dilakukan penyerapan aspirasi terhadap masyarakat Yogyakarta," katanya.

Wacana suksesi kepala daerah di Yogyakarta menjadi ramai setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, hendaknya tidak ada monarki dalam negara demokrasi. Menurut Teguh, dirinya tidak tahu persis arah dari pernyataan presiden tersebut. 

Ditahya apakah pernyataan Presiden ada kepentingan politik, menurut dia, mungkin saja karena Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X saat ini menduduki jabatan sebagai anggota anggota Dewan Pembina Nasional Demokrat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

    Nasional
    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Nasional
    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Nasional
    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Nasional
    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    Nasional
    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    Nasional
    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Nasional
    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Nasional
    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Nasional
    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

    Nasional
    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

    Nasional
    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Nasional
    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Nasional
    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Nasional
    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com