Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilih Busyro, PDI-P Bantah Cari Aman

Kompas.com - 25/11/2010, 17:24 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Fraksi PDI-P membantah cari aman dengan menetapkan Busyro Muqoddas sebagai pilihan fraksi untuk menjadi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK. Anggota Komisi III DPR RI dari PDI-P Trimedya Panjaitan mengatakan, kelompok Fraksi PDI-P di Komisi III secara bulat menjatuhkan pilihan kepada Busyro.

"Kita buat mapping hingga pada kesimpulan pada Pak Busyro. Ini bulat. Enggak ada strategis-strategisan," ungkapnya di sela pemilihan, Kamis (25/11/2010).

PDI-P membantah bahwa jika memilih Bambang, akan menjadi bumerang bagi DPR sendiri. Menurut Trimedya, Bambang tak terlalu radikal seperti yang dipikirkan oleh publik selama ini. Tampilan galaknya khas LSM selama ini.

Trimedya mengatakan, bahkan ada perdebatan antar-anggota fraksi sendiri untuk menentukan pilihan. Bambang akhirnya dinilai lemah dalam soal kepemimpinan dan jam terbang di dalam tekanan. "Kita melihat pada leadership karena sebagaimana yang saya tanyakan kepada Bambang, bukan soal memimpin LBH beranggotakan 500 orang, itu berbeda dengan memimpin lembaga penegakan hukum model KPK dan pressure-nya tentu berbeda. Pressure kita waktu di LBH kan dari Soeharto. Ini pressure bukan model seperti itu," paparnya.

Selain itu, Trimedya mengatakan, PDI-P khawatir dengan waktu adaptasi yang diperlukan Bambang dari seorang aktivis menjadi seorang birokrat. Padahal, masa jabatannya hanya satu tahun.

Sementara itu, Trimedya menilai Busyro sudah cukup matang menjadi birokrat karena pengalamannya sebagai Ketua Komisi Yudisial selama empat tahun. "Saya tanyakan kemarin, bagaimana dia pindahkan peran dari advokat dan aktivis ke seorang birokrat dengan suatu protokoler. Ya enggak mungkin, Ketua KPK agak aneh dan nyentrik," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

    Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

    Nasional
    Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

    Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

    Nasional
    PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

    PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

    Nasional
    Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Nasional
    Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

    Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

    Nasional
    KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

    KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

    Nasional
    Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

    Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

    Nasional
    KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

    KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

    Nasional
    KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

    KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

    Nasional
    Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

    Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

    Nasional
    Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

    Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

    Nasional
    Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

    Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

    Nasional
    Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

    Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

    Nasional
    Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

    Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

    Nasional
    Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

    Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com