Tujuan studi banding
Ada kelompok yang mencoba menganalisis tujuan keberangkatan. Taruhlah anggota DPRD Riau memang benar-benar bekerja belajar tentang pertanian dan transportasi di Swiss.
Pertanyaannya, apakah metode atau pola pertanian empat musim yang canggih di Swiss cocok diterapkan petani Riau yang masih tradisional? Bukankah lebih baik belajar pertanian ke Sumatera, tetangga terdekat Riau yang iklimnya sama dan lebih dahulu maju soal pertanian. Mengapa tidak belajar pertanian kepada Jawa Barat, Jawa Tengah, atau Jawa Timur yang dikenal memiliki pola dan metode paling baik di Indonesia.
Soal transportasi, apanya yang mau dipelajari? Yang perlu dibenahi di Riau adalah sarana dan prasarana transportasi yang minim. Untuk itu tidak perlu jauh-jauh. Cukup ke Jakarta saja. Malah di Jakarta dapat bonus mempelajari penyebab kemacetan agar di Riau tidak muncul persoalan sama pada masa mendatang.
Wisata
Uniknya, Mukhniarti, salah seorang anggota DPRD Riau, sepert dikutip Tribun Pekanbaru, membantah apabila perjalanan mereka sekadar jalan-jalan. Menurut anggota Fraksi Partai Demokrat itu, banyak yang dapat diambil dari Swiss. Misalnya, kereta gantung di lokasi wisata Swiss dapat diaplikasikan di Danau Buatan (sebuah waduk kecil di Kota Pekanbaru). Lho, katanya tujuan ke Swiss belajar tentang transportasi dan pertanian?
Lalu mengapa sekarang bicara tentang wisata? Studi banding atau wisata? Ternyata benar dugaan masyarakat, perjalanan itu cuma plesir. Kalau cuma soal kereta gantung, tidak perlu ke Swiss, cukup ke Taman Mini Indonesia Indah di Jakarta atau ke Tenggarong di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Masih soal wisata, anggota DPRD Riau periode 2004-2009 pada tahun 2008 pernah melakukan plesiran studi banding ke Mesir dan Perancis dengan dalih mempelajari pariwisata. Mengapa sekarang ada perjalanan pariwisata lagi? Mengapa setelah perjalanan tahun 2008 itu tidak ada pariwisata Riau yang berkembang? Apanya yang dipelajari dari Mesir dan Perancis dulu?
Uniknya lagi, sebagian dari anggota DPRD Riau yang berangkat ke Swiss itu ternyata bukan berasal dari komisi yang membidangi soal pertanian dan transportasi. Jadi, buat apa orang-orang itu ikut? Weleh-weleh.
Sanksi dan kecam
Jajak pendapat tentang keberangkatan anggota DPRD Riau juga dilakukan oleh Solidaritas Wartawan untuk Transportasi (Sowat) Riau. Hasilnya, nyaris 100 persen responden memberikan respons negatif. Johny Setiawan Mundung, salah seorang tokoh pemuda Riau, menyatakan bahwa partai anggota dewan yang berangkat itu harus memberikan sanksi.