Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaksa Fadil Diledek Hakim Albertina

Kompas.com - 24/11/2010, 22:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Jaksa Fadil Regan jadi bahan ledekan majelis hakim. Delapan tahun sebagai jaksa peneliti dan jaksa penuntut umum, tetapi tak tahu menentukan satu berkas campuran yang memuat satu perkara khusus, yaitu korupsi dan satu lagi perkara umum, yakni pencucian uang.

Hal itu diakui Fadil dalam kesaksiannya untuk Gayus Halomoan Partahanan Tambunan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (24/11/2010). "Saya tidak tahu," ujar Fadil, yang dengan enteng menjawab pertanyaan ketua majelis hakim Albertina Ho.

Sekadar mengingatkan, berkas perkara Gayus di PN Tangerang memuat unsur atau sangkaan korupsi yang penyidikannya di bawah pidana khusus dan unsur pencucian yang penyidikannya di bawah pidana umum.

Namun belakangan, berkas Gayus tetap dilanjutkan penyidikannya oleh Fadil yang saat itu ditunjuk sebagai jaksa peneliti pada Jaksa Agung Muda Pidana Umum, bersama Cirus Sinaga, Eka Kurnia, dan Ika Safitri Salim.

Tak terima dengan jawaban Fadil, Albertina mengomel dengan ledekan. "Saudara eselon IV, jangan malu-maluin Kejaksaan Agung. Masa eselon IV, enggak bisa jawab. Apalagi jaksa menjabat struktural. Jaksa fungsional saja tahu. Biar nanti Plt Jaksa Agung (Darmono) mendengar," ledek Albertina.

Tak mau terus diledek, Fadil menjawab seperti jawaban Cirus sebelumnya yang juga gamang dengan pertanyaan sama. "Tergantung Direktorat Bareskrim yang mengirim. Kalau pidum biasanya berkas dari Direksus, Transnational Crime," dalih Fadil.

Namun, jawaban Fadil tak bisa diterima Albertina. Ia kembali meledek. "Kalau saudara tidak mengetahui (apakah berkas Gayus masuk pidana umum atau pidana khusus), bagaimana saudara bisa kasih P-19 (petunjuk jaksa)?" tanya Albertina.

Fadil yang merasa terpojok hanya diam. Akhirnya, ia mengakui bahwa ketika tim jaksa meneliti berkas korupsi dan pencucian uang Gayus memang tak didiskusikan dengan tim, apalagi dikoordinasikan dengan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com