JAKARTA, KOMPAS.com — Sikap rombongan anggota Badan Kehormatan DPR atau BK DPR yang tetap berangkat ke Yunani untuk belajar etika parlemen dinilai telah menghina rakyat, para pendiri bangsa, bahkan menghina delapan anggota Badan Kehormatan itu sendiri.
"Menghina diri sendiri karena seakan-akan tidak mengerti kita bangsa besar, punya sejarah kuat, malah keluyuran ke sana," lontar J Kristiadi, pengamat politik CSIS, saat diskusi di Jakarta, Minggu (24/10/2010).
Kristiadi menilai, kepergian rombongan itu hanya untuk bersenang-senang lantaran mereka tidak mau menggunakan kemudahan teknologi untuk mencari informasi. "Banyak sekali media yang bisa memberi informasi. Zaman sekarang ilmu pengetahuan itu tidak sulit dicari, seperti memungut sampah di jalan," kata dia.
"Menurut saya, kepergian mereka menghina rakyat. Seakan-akan rakyat tidak mengerti apa itu etika dan menghina bangsa ini karena bangsa ini sudah punya nilai yang namanya Pancasila. Itu yang diakui sangat baik dan luhur. Dengan mengatakan belajar etika, itu saja sudah menyalahi etika. Memalukan betul," lontar Kristiadi.
Seperti diberitakan, rombongan yang dipimpin Wakil Ketua BK DPR Nudirman Munir itu telah berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta kemarin. Menurut Ali Maschan Moesa, salah satu anggota BK, keberangkatan ke Yunani tidak bisa ditunda lantaran mereka sudah mendapat mandat dari pimpinan DPR.
Menurut politisi Partai Kebangkitan Bangsa itu, rombongan ingin melihat aturan tata tertib, kode etik, dan tata beracara parlemen Yunani. Awalnya, BK DPR mengajukan tiga negara tujuan, yakni Yunani, Cile, dan Venezuela. Namun, Cile dan Venezuela menolak rencana kunjungan BK DPR itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.