Seorang pegawai istana lainnya sempat mengumpat, ”Ini batal mungkin karena ada Londo gendeng (Belanda senewen).”
Orang-orang penjaga warung di bagian luar gedung bandara tertawa melihat rombongan berjas hitam tak jadi berangkat. ”Tidak jadi ke Belanda, ya, Pak,” ujar penjaga warung koran.
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PKB, Effendy Choirie, melalui telepon kepada Kompas mengatakan, ”Kali ini saya memuji keputusan Presiden Yudhoyono.” Menurut dia, apa yang dilakukan orang-orang yang mengaku Republik Maluku Selatan (RMS) itu merupakan bentuk campur tangan urusan dalam negeri orang lain.
Peristiwa tahun 1970 terulang lagi, yakni kunjungan Presiden Soeharto ke Den Haag, awal September. Kunjungan ini tertunda hampir 20 jam karena rumah Duta Besar Indonesia di Den Haag diduduki para pemuda yang mengaku dari kelompok RMS. Ketika itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong HA Sjaichu sempat menyerukan agar kunjungan dibatalkan.
Kunjungan akhirnya berlangsung semalam dalam suasana penjagaan sangat ketat. Kunjungan balasan ke Indonesia oleh Ratu Beatrix berlangsung selama 10 hari, 21 sampai 31 Agustus 1995. (J OSDAR)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.