JAKARTA, KOMPAS.com - Masuknya nama Komjen Pol Timur Pradopo sebagai calon Kapolri di detik-detik terakhir, menyisihkan dua calon sebelumnya Komjen Pol Nanan Sukarna dan Komjen Pol Imam Sujarwo, tak lain karena sikap politik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang suka mengambil keputusan menjelang deadline.
"Kalau ditanya kenapa, hanya SBY dan Tuhan yang tahu apa keputusannya. Persoalannya kan sekarang rahasia SBY. Tidak ada penjelasannya ke publik," ujar peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hermawan Sulistyo kepada Tribunnews.com, Senin (4/10/2010).
Naiknya mantan Kapolda Jawa Barat tersebut tak pernah tercium oleh media. Apalagi, di tengah ingar-bingar pemberitaan Nanan dan Imam dalam seminggu terakhir, nama Timur sampai tak terdengar lagi. Justru namanya baru muncul ketika Timur turun saat peristiwa bentrok di Ampera, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Menurut Hermawan, Istana tidak larut dalam ingar bingar yang meributkan siapa paling layak antara Nanan dan Imam. "Tapi, naiknya Timur tak lepas dari unsur politik pemerintahan SBY," katanya.
Sebetulnya, lanjut Hermawan, kehadiran Timur tak juga mengejutkan. Pasalnya, sejak mencuatnya delapan nama calon Kapolri beberapa bulan lalu, Timur salah satu yang masuk barisan. Saat itu, ia jadi buah bibir bersama Nanan yang kini menjabat sebagai Inspektur Pengawasan Umum.
Hermawan menilai, sosok Timur cukup pas di samping kemampuannya di lapangan dalam menangani kasus yang terjadi di lapangan. "Jam terbang dia panjang untuk kasus di lapangan. Misalnya tawuran dan kerusuhan lainnya," katanya.
Kerusuhan antara dua kelompok yang terjadi di Jalan Ampera pekan lalu, menurut Hermawan, tidak bisa menjadi ukuran kegagalan bagi Timur. Pasalnya, Timur baru saja menduduki jabatan sebagai Kapolda Metro Jaya.
Selain itu, Timur sebagai orang yang bagus menjalin dan membangun relasi ke atas dan ke bawah. Hermawan mengakui, sosok Timur sekarang beda jauh dengan yang dulu di mana kerap dikenal sering marah. "Sosok itu sekarang sudah berubah," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.