Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hermawan: Hanya SBY yang Tahu

Kompas.com - 04/10/2010, 22:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Masuknya nama Komjen Pol Timur Pradopo sebagai calon Kapolri di detik-detik terakhir, menyisihkan dua calon sebelumnya Komjen Pol Nanan Sukarna dan Komjen Pol Imam Sujarwo, tak lain karena sikap politik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang suka mengambil keputusan menjelang deadline.

"Kalau ditanya kenapa, hanya SBY dan Tuhan yang tahu apa keputusannya. Persoalannya kan sekarang rahasia SBY. Tidak ada penjelasannya ke publik," ujar peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hermawan Sulistyo kepada Tribunnews.com, Senin (4/10/2010).

Naiknya mantan Kapolda Jawa Barat tersebut tak pernah tercium oleh media. Apalagi, di tengah ingar-bingar pemberitaan Nanan dan Imam dalam seminggu terakhir, nama Timur sampai tak terdengar lagi. Justru namanya baru muncul ketika Timur turun saat peristiwa bentrok di Ampera, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Menurut Hermawan, Istana tidak larut dalam ingar bingar yang meributkan siapa paling layak antara Nanan dan Imam. "Tapi, naiknya Timur tak lepas dari unsur politik pemerintahan SBY," katanya.

Sebetulnya, lanjut Hermawan, kehadiran Timur tak juga mengejutkan. Pasalnya, sejak mencuatnya delapan nama calon Kapolri beberapa bulan lalu, Timur salah satu yang masuk barisan. Saat itu, ia jadi buah bibir bersama Nanan yang kini menjabat sebagai Inspektur Pengawasan Umum.

Hermawan menilai, sosok Timur cukup pas di samping kemampuannya di lapangan dalam menangani kasus yang terjadi di lapangan. "Jam terbang dia panjang untuk kasus di lapangan. Misalnya tawuran dan kerusuhan lainnya," katanya.

Kerusuhan antara dua kelompok yang terjadi di Jalan Ampera pekan lalu, menurut Hermawan, tidak bisa menjadi ukuran kegagalan bagi Timur. Pasalnya, Timur baru saja menduduki jabatan sebagai Kapolda Metro Jaya.

Selain itu, Timur sebagai orang yang bagus menjalin dan membangun relasi ke atas dan ke bawah. Hermawan mengakui, sosok Timur sekarang beda jauh dengan yang dulu di mana kerap dikenal sering marah. "Sosok itu sekarang sudah berubah," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

    Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

    Nasional
    Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

    Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

    Nasional
    Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

    Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

    Nasional
    Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat Kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

    Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat Kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

    Nasional
    Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

    Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

    Nasional
    Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

    Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

    Nasional
    Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

    Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

    Nasional
    KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

    KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

    Nasional
    195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

    195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

    Nasional
    Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

    Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

    Nasional
    Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

    Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

    Nasional
    Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

    Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

    Nasional
    Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

    Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

    Nasional
    Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

    Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

    Nasional
    PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

    PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com