JAKARTA, KOMPAS.com — Kapolri baru tak perlu ganteng atau gagah. Yang penting jujur dan bisa membawa institusi kepolisian ke arah yang lebih baik. Itulah harapan dari beberapa warga Jakarta, Kamis (16/9/2010), saat dimintakan pendapat mengenai sosok ideal seorang Polri-1.
Pendapat itu, dua di antaranya, diungkapkan oleh Sulistya dan Wahyuni. "Biarpun orangnya secara fisik enggak gagah, enggak apa-apa deh. Yang penting jujur. Saya pikir, kalau pemimpin enggak jujur, kepemimpinannya pasti enggak baik," kata Sulistya, seorang karyawan swasta.
Ia mengaku prihatin dengan permasalahan yang mengaitkan institusi Polri. Sebagai konsumen media, Sulistya mengaku selalu mengikuti berbagai peristiwa yang terjadi. Sebut saja mulai dari kasus Cicak vs Buaya, kasus rekening gendut, hingga Anggodo Widjojo.
"Yang terakhir soal rekaman percakapan yang katanya rekayasa, biar pimpinan KPK kena kasus. Saya mengikuti terus dan berpikir, kenapa negara ini seperti ini ya?" lanjut dia.
Menurutnya, sebagai institusi penegak hukum, Polri harus bisa menjadi teladan bagi penegakan hukum dan moral. "Kalau institusinya enggak baik, bagaimana bisa menegakkan hukum?" kata Sulistya retoris.
Sementara itu, Wahyuni juga mengutarakan pendapat yang sama. Secara jujur ia mengakui tak terlalu mengikuti dinamika berbagai peristiwa, termasuk tak mengetahui bahwa akan ada pergantian Kapolri.
Baginya, siapa pun yang terpilih diharapkan bisa membawa Polri ke arah yang lebih baik. "Kalau masyarakat ini enggak tahu apa-apa ya. Siapa yang mau nggantiin, saya enggak tahu. Jadi harapannya yang umum-umum saja. Yang penting, pemimpin itu harus jujur dan bermoral. Itu saja yang dijaga," kata Wahyuni.
Ia juga menitip pesan agar Kapolri baru bisa mengikis hal-hal buruk yang bisa mengganggu kepercayaan masyarakat terhadap polisi. "Misalnya, jangan kalau orang kaya yang punya kasus gampang lepas. Kalau orang miskin, sampai jual ini-itu buat nyogok polisi. Yang seperti ini harus dihilangkan," ujar karyawati sebuah perusahaan asuransi ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.