Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Mi Instan sampai Sup Daging Sapi

Kompas.com - 09/09/2010, 03:00 WIB

Dapur itu penuh warna. Ratusan piring warna-warni berjajar di dapur umum Jambur Taras, Rumah Berastagi, Kecamatan Berastagi, Rabu (8/9). Asap mengepul dari nasi panas yang dipuncaki oleh kentang, kol, dan ikan asin.

Aromanya segera merangsang lambung begitu terhirup oleh hidung.

Kali ini, warga Kuta Rakyat dan Kuta Gugung yang bertugas di dapur memasak gulai sayur untuk santap siang. Untuk sarapan pagi sebelumnya, mereka memasak berdus-dus mi instan untuk 2.775 pengungsi.

”Menu siang ini lebih enak daripada tadi pagi,” kata Sariwana Ginting (25), pengungsi dari Desa Sigarang-garang.

Meskipun menu gulai sayur itu tampak sederhana, tidaklah demikian dalam memasaknya mengingat jumlah nyawa yang harus memakannya mencapai ribuan orang.

Setidaknya, panitia butuh waktu dua jam untuk menjadikan bahan mentah itu siap santap.

Jika ditanya tentang menu yang paling enak saat berada di pengungsian, sebagian pengungsi menjawab, ”Tidak seenak makan di rumah sendiri.”

Akan tetapi bila ditelisik lebih jauh, jawaban mereka ternyata sangat bervariasi.

”Selama 11 hari di pengungsian, baru sekali kami diberi makan dengan lauk ikan tongkol. Itulah menu yang paling enak saya rasa,” kata Maslan Sembiring (33), warga Kuta Rakyat yang mengungsi di Jambur Adil Makmur.

Maslan yang tinggal di pegunungan jarang menyantap ikan laut. Dia lebih sering makan sayur ditambah telur atau tempe.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com