Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pansel KPK Diminta Serahkan Dokumen Wawancara

Kompas.com - 27/08/2010, 14:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Komisi III DPR Fachri Hamzah dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera mengatakan, ada yang janggal dalam pemilihan dua calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi yang dipilih Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK, yaitu Ketua Komisi Yudisial Busyro Muqoddas dan pengacara pimpinan KPK Bambang Widjojanto.

Dikatakan Fachri, calon yang dipilih bukanlah calon yang terbaik. Maka itu, guna memeroleh klarifikasi dari Pansel yang diketuai Patrialis Akbar, yang juga Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Komisi III meminta Pansel menyerahkan dokumen wawancara tujuh calon pimpinan KPK.

"Saya meminta agar hari Senin pansel menyerahkan dokumen wawancara semua kandidat untuk kami teliti apakah semua sudah sesuai prosedur dan kepantasan," kata Fachri kepada Kompas.com, Jumat (27/8/2010) di Jakarta.

Fachri mengklaim mendapat masukan untuk memastikan bahwa KPK bebas dari upaya pelemahan sistematis. "Figur terpilih harus betul-betul berwawasan, berkarakter, dan mengerti tugasnya dari hulu ke hilir sehingga tidak gampang diintervensi oleh siapa pun. Termasuk oleh opini dan politik. KPK hanya bisa selamat kalau tunduk hanya kepada hukum," kata Fachri.

Sebelumnya, Wakil Ketua Pansel KPK MH Ritonga, seusai menghadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, Jumat, mengatakan, kedua calon tersebut dipilih atas keberaniannya dalam memberantas korupsi, kejujuran, ketegasan, serta memiliki kemampuan dan kompetensi. Kedua orang itu dipercaya mampu membawa institusi KPK menjadi lembaga yang tepercaya dan independen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

    Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

    Nasional
    Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

    Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

    Nasional
    Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

    Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

    Nasional
    Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

    Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

    Nasional
    Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

    Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

    Nasional
    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

    Nasional
    9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

    9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

    Nasional
    KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

    KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

    Nasional
    BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

    BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

    Nasional
    BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

    BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

    Nasional
    PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

    PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

    Nasional
    KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

    KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

    Nasional
    BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

    BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

    Nasional
    Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

    Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

    Nasional
    BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

    BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com