Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MA Tak Pernah Lihat Kondisi Syaukani

Kompas.com - 20/08/2010, 19:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Meski telah menugaskan salah satu hakim agung untuk melakukan analisis terhadap permohonan grasi Bupati Kutai Kertanegara, Syaukani Hassan Rais, tetapi pihak Mahkamah Agung belum pernah sama sekali berkunjung untuk melihat secara langsung kondisi Syaukani.

Mahkamah Agung lebih memercayakan kepada tim dokter dari RSPP yang memeriksa kesehatan Syaukani.

"Tidak ada kunjungan langsung hakim agung tak ada, kita hanya andalkan rekam medis dari dokter, " ujar Ketua Mahkamah Agung Harifin Tumpa saat jumpa pers di ruangan kerjanya di Gedung Mahkamah Agung, Jakarta, Jumat (20/8/2010).

Menurut Tumpa, pihaknya percaya atas kredibilitas dari dokter tersebut sehingga tidak diperlukan kunjungan langsung melihat kondisi terakhirnya.

"Kami percaya keterangan dokter, keadaannya, dan foto sudah ada rekam medis, hakim agung dia tak punya keahlian tentang medis," tandasnya.

Seperti diketahui sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan Keputusan Presiden No 7/G Tahun 2010 yang membebaskan mantan Bupati Kutai Kertanegara Syaukani Hassan Rais dari jeruji Lapas Kelas I Cipinang.

Syaukani merupakan terpidana korupsi yang divonis enam tahun penjara yang mendapatkan pengampunan hukuman atau grasi dari Presiden.

Dalam keputusan tersebut, Syaukani diampuni atau diberi grasi dengan dipotong masa hukumannya dari enam tahun menjadi tiga tahun. Sementara Syaukani telah menjalani tiga tahun penjara sehingga langsung bebas.

Syaukani dijatuhi hukuman dari Pengadilan Tindak Pidana Korupsi selama 2,5 tahun penjara. Syaukani yang mencoba mengajukan kasasi, justru mendapatkan tambahan hukuman tiga tahun dari Mahkamah Agung sehingga menjadi enam tahun penjara.

Syaukani menerima berkas pengampunannya di RS Cipto Mangunkusumo. Akhir-akhir ini Syaukani sering kali sakit-sakitan dan harus menjalani perawatan intensif di RS Cipto Mangunkusumo. (Tribunnews/Willy Widianto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

    Nasional
    Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

    Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

    Nasional
    Prabowo Akui Cita-Citanya Adalah Jadi Presiden: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

    Prabowo Akui Cita-Citanya Adalah Jadi Presiden: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

    Nasional
    Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

    Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

    Nasional
    Perayaan Tri Suci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

    Perayaan Tri Suci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

    Nasional
    Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

    Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

    Nasional
    SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

    SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

    Nasional
    Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

    Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

    Nasional
    Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

    Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

    Nasional
    KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

    KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

    Nasional
    Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

    Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

    Nasional
    Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

    Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

    Nasional
    Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

    Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

    [POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

    Nasional
    GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

    GASPOL! Hari Ini: Eks Ajudan Prabowo Siap Tempur di Jawa Tengah

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com