Sulit untuk memastikan dari mana dan siapa yang sebenarnya pertama kali membuat sepeda. Banyak referensi yang saling membingungkan terkait asal-usul sepeda ini. Tiap bangsa yang peduli sepeda punya referensi sendiri-sendiri mengenai siapa penemu sepeda pertama kali.
Faktanya, memang sulit menemukan ahli sejarah yang benar-benar menekuni sepeda. Penggalan-penggalan sejarah sepeda hanya didominasi pandangan perusahaan-perusahaan pembuat sepeda.
Beberapa penelitian yang mencoba menelusuri asal-usul sepeda membuat kita mengernyitkan dahi, antara percaya dan tidak. Sepeda dilahirkan karena terinspirasi dari Indonesia, tepatnya karena letusan Gunung Tambora. Literatur yang menyebutkan soal letusan Tambora itu tidak hanya dari satu sumber. Salah satu penelitian yang sering menjadi rujukan berasal dari tulisan Mick Hamer di majalah New Scientist, 29 Januari 2005.
”Pada 5 April 1815, Gunung Tambora di Indonesia mulai bergejolak. Sepekan kemudian memuntahkan isi perutnya dengan letusan spektakuler sampai bulan Juli. Ini adalah erupsi terbesar yang dicatat sejarah, menewaskan hingga 92.000 orang dan menyemburkan begitu banyak abu di atmosfer,” begitu tulisan Mick Hamer di New
Letusan itu memicu pemanasan global, suhu bumi meningkat 3 derajat celsius. Di Eropa, tahun 1816 disebut sebagai tahun tanpa musim panas. Di beberapa tempat memicu hujan salju, langit terus-menerus gelap, panen gagal, dan Eropa memasuki tahun-tahun buruk.
Apa hubungannya dengan sepeda? Cuaca yang buruk membuat transportasi yang biasanya mengandalkan kuda dan angkutan air menjadi tidak nyaman.
Kuda-kuda banyak yang disembelih, bukan hanya karena manusia tak memiliki cadangan makanan, melainkan juga karena majikan kesulitan mencari makanan untuk kuda-kuda itu.
Alat beroda
Ken McGin dalam tulisannya berjudul ”The Origin of Bicycle” mengatakan, pada tahun-tahun sulit itu seorang Jerman berusia 34 tahun bernama Karl Drais membuat alat sederhana beroda dua yang kemudian diberi nama draisine.