Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamanan Presiden Diperketat

Kompas.com - 17/05/2010, 15:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Komandan Pasukan Pengamanan Presiden Mayjen TNI Marciano Norman mengatakan, pihaknya telah mengantisipasi berbagai ancaman teroris yang mungkin dilakukan pada peringatan Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus, dengan sasaran Presiden, pejabat negara, dan undangan VVIP.

"Kami tidak mengendurkan pengamanan di lingkungan Istana. Kami senantiasa siaga dan waspada terhadap berbagai macam ancaman, termasuk teroris," kata Marciano di Jakarta, Senin (17/5/2010).

Ia menegaskan, pengamanan terhadap Presiden, Wakil Presiden dan keluarganya, kepala negara sahabat, dan pejabat negara selalu mendapat pengamanan yang terbaik dari Paspampres. "Ini sudah menjadi tugas dan kewajiban kami. Ancaman datang silih berganti dan kami senantiasa waspada untuk mengantisipasi," ujar Marciano.

Sebelumnya, Kepala Polri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri menyatakan, kelompok teroris berencana melakukan pembunuhan massal pada upacara 17 Agustus 2010. Hal itu sesuai dokumen yang ditemukan dalam rangkaian operasi penangkapan para tersangka teroris sejak diungkapnya pelatihan paramiliter di Janto, Aceh.

"Mereka akan melakukan penyerangan dan pembunuhan terhadap pejabat negara pada upacara 17 Agustus. Semua pejabat negara bisa menjadi sasaran assassination, termasuk tamu asing yang hadir pada peringatan 17 Agustus," ujar Kapolri, akhir pekan lalu. 

Bahkan, kata Kapolri, kelompok teroris ini sudah menyiapkan penembak jitu dan senjata yang akan digunakan untuk aksi teror tersebut. Menurut Kapolri, dari hasil penelusuran diketahui bahwa 21 pucuk senjata telah disiapkan untuk melakukan aksi penembakan jarak jauh saat upacara peringatan Kemerdekaan RI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com