Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lowongan bagi Keluarga Korban Tragedi

Kompas.com - 12/05/2010, 10:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar mengatakan, pemerintah menawarkan kompensasi kepada keluarga korban rusuh tragedi Mei 1998. Kompensasi tersebut berupa lowongan pekerjaan di sejumlah instansi pemerintah.

Menurut dia, kompensasi ini merupakan jalan terbaik saat ini dibandingkan terus mendesak untuk mencari siapa yang bersalah atas kasus tersebut.

"Pemerintah sudah memberi persetujuan atas kompensasi kepada keluarga korban, misal memberi kesempatan luas untuk bekerja. Di kantor saya sendiri, Kementerian Hukum dan HAM, kalau mau bekerja, saya jamin bisa bekerja di Kementerian Kumham asal usianya masuk," kata Patrialis, sebelum rapat kerja dengan Komisi III DPR, Rabu (12/5/2010) di Gedung DPR, Jakarta.

Dengan memberikan kompensasi itu, pemerintah berpandangan, tidak perlu lagi mempersoalkan siapa pihak yang bersalah. "Apa lagi yang bisa diberikan ke mereka? Itu jalan keluar untuk tidak lagi persoalkan apakah itu kejadian masa lalu yang harus kita orangnya (bersalah). Dalam dua tiga bulan ini, kami sedang mencari pegawai, jadi silakan saja," ujarnya.

Selain itu, ia menambahkan, Kementerian Kesehatan diharapkan memberikan jaminan kesehatan bagi mereka yang sakit dan bermasa depan suram. "Itu kan lebih baik daripada mencari siapa orang yang bersalah," kata dia.

Salah satu korban Mei 1998, anggota Komisi III DPR, Desmon J Mahesa, menyambut baik kompensasi yang akan diberikan pemerintah. Dalam hal mewujudkan pengadilan HAM Adhoc yang belum dapat dilakukan, pemerintah memang perlu mengedepankan sisi kemanusiaan.

"Bukan cari siapa yang salah, siapa yang benar. Salah satu caranya ya memberikan kompensasi kepada keluarga korban. Harus ada pengayoman terhadap keluarga korban. Kompensasi memang salah satu yang diharapkan. Contohnya Yani Apri (salah satu korban hilang), punya 2 anak, bagaimana sekolahnya? Selain itu, Yani juga tempat orangtuanya bergantung. Ini harus jadi perhatian pemerintah," kata anggota Fraksi Partai Gerindra ini. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com