Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mafia UN Makin Menggurita

Kompas.com - 16/04/2010, 11:05 WIB

Sejak saat itu, setiap tahun Kuda aktif menjual bocoran UN. Rupanya hal itu diketahui Beteng yang lalu menarik Kuda ke dalam jaringannya pada 2008.

"Daripada kerja dengan orang lain, mending sama saya saja," kata bapak tiga anak yang sehari-hari berjualan ikan di pasar.

Kuda tak pernah tahu jawaban itu didapatkan Beteng dari mana. Uniknya, Beteng tak pernah tahu bentuk naskah soal UN itu seperti apa. Kalaupun disodori soal-soal itu, dia sama sekali tak bisa menjawabnya. Dia hanya tahu bahwa ada kunci jawaban soal yang bisa diuangkan.

Formulasi jawaban UN itu dia dapat dari Kancil yang ternyata juga atasan Bear, nama samaran. Kancil diketahui menjual jawaban soal itu ke beberapa orang dengan harga variatif, dari Rp 1,5 juta sampai belasan juta kepada bawahannya. Selanjutnya, terserah mereka mau menjualnya berapa dan ke siapa saja. Kancil pun tak perlu mengenal bawahan Beteng dan Bear tersebut.

Gudang soal

Kancil ini tergolong pemain lama. Sejak UN dilangsungkan enam tahun lalu, dia telah bergelut di dunia sindikasi pembocoran UN. Modusnya, dia merekrut pegawai percetakan soal UN untuk masuk ke dalam jaringan dan menugaskannya mencuri naskah soal dengan imbalan jutaan rupiah. Salah satu anak buahnya itu seorang penjaga gudang penyimpanan soal UN di salah satu percetakan, sebut saja dia Kiper.

Percetakan ini merupakan perusahaan yang berkali-kali menang tender mencetak soal UN di Sumatera Utara. Dua kali Kancil mendatangi rumah Kiper untuk membujuknya dan berhasil.

"Saya tidak tahu dari mana dia tahu nama dan alamat saya," kata Kiper.

Kiper paham betul bahwa membawa naskah soal UN itu teramat sulit. Sedikitnya enam polisi berjaga di percetakan. Setiap pegawai dilarang membawa catatan, ponsel, dan diperiksa setiap hendak pulang.

Rupanya setelah pemeriksaan, Kiper kerap berpura-pura ada barang yang ketinggalan di dalam ruangan. Saat itulah dia mengambil naskah soal yang sebelumnya dia sembunyikan di kamar mandi. Dia menyelipkannya di dalam celana dalam lembaran soal setebal 10 sampai 25 halaman itu. Hal itu dia lakukan hampir setiap hari sampai semua naskah soal yang dibutuhkan ada di tangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com