Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Muktamar, Said Agil Diundang Presiden SBY

Kompas.com - 20/03/2010, 14:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Salah seorang kandidat Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Agil Siradj seperti mendapat perhatian khusus dari Presiden SBY. Sebelum berangkat untuk maju dalam pertarungan sebagai salah satu kandidat pengganti KH Hasyim Muzadi, Said mengaku diundang ke Puri Cikeas, rumah pribadi  Presiden SBY untuk sekedar berbincang-bincang.

Kepada wartawan, Said Agil menuturkan, undangan dari Presiden SBY untuk bertemu, pada Jumat (19/3/2010) malam kemarin. Namun, undangan itu baru terealisasi pada Sabtu pagi (20/3). Said mengaku, pertemuan berlangsung santai, dibarengi dengan makan pagi bersama.

"Pak SBY menyampaikan, NU harus tetap menjaga semangat kebangsaan. Menurut Pak SBY, Pak Said yang layak untuk menjalani peran itu. Kalau beliau berharap dengan saya, karena  tahu persis siapa saya, sebelum dan sesudah beliau menjadi presiden," kata Said Agil.

Said menuturkan, pertemanannya dengan Presiden SBY sudah terjalin sejak lama. Saat KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur masih menjadi Presiden, Said Agil kerap berdiskusi dengan SBY.

"Sekarang pertemuan (dengan SBY) sekalian kangen-kangenan. Sejak 2004 baru kali ini bertemu secara langsung lagi. Apakah beliau memang mendukung atau tidak, yang terpenting beliau menyambut baik kedatangan saya," kata KH Said Agil Siradj.

Sedianya, baru hari Minggu (21/3), salah satu ulama asal Cirebon, Jawa Barat ini hadir dalam Muktamar NU ke 32 di Makassar dalam kapasitasnya sebagai salah satu kandidat. Sebelum berangkat, Said melakukan ziarah ke makam orang tuanya di Cirebon.

KH Said Agil Siradj yang kini masih menjabat sebagai salah satu Ketua PBNU ini kemudian menjawab diplomatis ketika ditanya,  peluangnya menghadapi para kandiat lain, termasuk 'bertarung' dengan KH Salahuddin Wahid atau Gus Solah.

"Beliau adik Gus Dur, darah biru. Tapi, kalau ditanya  nawaitunya, duluan saya. Dulu (Muktamar NU di Solo), Said Agil mengaku hanya kalah  35 suara, KH Hasyim Muzadi kemudian terpilih menjadi Ketua Umum PBNU saat itu. Kini, diakuinya, modal dukungan untuk kembali menjadi kandidat," ungkapnya.
 
"Selama ini, saya bersama Pak Hasyim selalu bekerja sama, Setiap ke timur tengah pasti saya yang berangkat.  Maka, kita tetap optimis tapi tidak berarti mendahului kehendaknya," ujarnya lagi.

Dia kemudian menjawab terkait isu yang sudah lama kerap dialamatkan kepadanya, sebagai salah seorang ulama beraliran Syiah yang kini coba diungkit lagi. Said tidak terpengaruh dengan isu itu, karena dia bukanlah ulama beraliran syiah.

"Isu syiah sudah kuno. Sudah lama sekali, saya dianggap syiah. Sekarang isu itu dimunculkan lagi, biar saja," kata Said Agil mantap seraya menegaskan dirinya bukanlah ulama Syiah.

Soal dukungan para muktamirin, KH Said Agil sebagai kandidat, tidak datang dengan minus dukungan. Ia mengklaim, 50 persen perseta muktamirin yang memiliki hak suara sudah menyatakan dukungannya. Dukungan terbesar, aku Said Agil, justru banyak dari luar Pulau Jawa.
 
"Insyaallah sudah 50 persen dukungan. Termasuk dukungan dari Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY termasuk luar jawa.  Luar jawa, justru yang kuat," KH Said Agil menegaskan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Ganjar Tanggapi Ide Presidential Club Prabowo: Bagus-bagus Saja

Ganjar Tanggapi Ide Presidential Club Prabowo: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang 'Sapi Perah'

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang "Sapi Perah"

Nasional
Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Nasional
Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis 'Maksiat': Makan, Istirahat, Shalat

Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis "Maksiat": Makan, Istirahat, Shalat

Nasional
Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Nasional
Ke Ribuan Perwira Siswa, Sekjen Kemenhan Bahas Rekonsiliasi dan Tampilkan Foto Prabowo-Gibran

Ke Ribuan Perwira Siswa, Sekjen Kemenhan Bahas Rekonsiliasi dan Tampilkan Foto Prabowo-Gibran

Nasional
Resmikan Tambak BINS, Jokowi: Ini Langkah Tepat Jawab Permintaan Ikan Nila yang Tinggi

Resmikan Tambak BINS, Jokowi: Ini Langkah Tepat Jawab Permintaan Ikan Nila yang Tinggi

Nasional
Terus Berpolitik, Ganjar Akan Bantu Kader PDI-P yang Ingin Maju Pilkada

Terus Berpolitik, Ganjar Akan Bantu Kader PDI-P yang Ingin Maju Pilkada

Nasional
Kentalnya Aroma Politik di Balik Wacana Penambahan Kementerian Kabinet Prabowo-Gibran

Kentalnya Aroma Politik di Balik Wacana Penambahan Kementerian Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com