Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Jejak Pelarian Dulmatin...

Kompas.com - 10/03/2010, 12:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di hadapan parlemen Australia di Canberra, Rabu (10/3/2010), memastikan gembong teroris Dulmatin tewas dalam serbuan polisi di kawasan Pamulang, kemarin siang.

Siapakah Dulmatin? Lelaki berusia 40-an tahun ini adalah tokoh senior dalam Jemaah Islamiyah, dan diyakini berperan besar sebagai perencana dalam pengeboman dua tempat hiburan di Bali pada tahun 2002 yang menewaskan 202 orang. Dulmatin yang lahir di Pemalang, Jawa Tengah, memiliki banyak nama alias, termasuk Joko Pitoyo, Joko Pitono, dan Noval.

Begitu sentralnya peran Dulmatin, pemerintah AS lantas menawarkan hadiah 10 juta dollar AS bagi siapa pun yang memberikan informasi agar pria itu dapat diringkus. AS meyakini Dulmatin adalah seorang spesialis di bidang elektronik yang pernah mengikuti pelatihan di kamp Al Qaeda, Afganistan.

Seusai peledakan bom Bali, Dulmatin dikabarkan lari ke Filipina selatan pada tahun 2003. Diyakini, ia mencari perlindungan dari kelompok pemberontak Islam terbesar di Filipina, Front Pembebasan Islam Moro (MILF).

Namun, setelah ada pembicaraan damai antara Manila dan MILF, dia harus melarikan diri dan kemudian diberi perlindungan oleh sebuah kelompok yang lebih kecil tetapi lebih garang, yaitu Abu Sayyaf. Ini adalah kelompok militan yang berjejaring dengan Al Qaeda di Selatan Pulau Jolo.

Pasukan keamanan Filipina mengatakan, Dulmatin membantu melatih pemberontak Muslim lokal untuk merakit bom, dan diyakini berencana untuk menyerang kawasan selatan Filipina. Sementara itu, ia tetap menjaga hubungan dengan Indonesia melalui fasilitas internet.

Dulmatin disebutkan terluka dalam baku tembak antara kelompok separatis Muslim dan tentara Filipina di Jolo. Belakangan, empat anaknya ditemukan di dekat area (baku tembak) itu. Istri Dulmatin kemudian membawa anak-anak itu ke Indonesia.

Tahun 2008, pasukan keamanan Filipina menemukan satu jenazah, yang mereka yakini sebagai Dulmatin, tetapi (jenazah) itu tidak pernah dipastikan sebagai Dulmatin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com