Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Travelers Cheque Diterima Dhudie Dalam Tas Karton Berlabel Merah

Kompas.com - 08/03/2010, 14:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sesaat setelah Miranda Swaray Goeltom terpilih menjadi Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dhudie Makmun Murod langsung menerima travelers cheque (TC) BII untuk para anggota fraksi PDI-P dari Arie Malangjudo yang merupakan titipan dari Nunun Nurbaeti. TC BII senilai Rp 9,8 miliar ini diserahkan dalam tas karton berlabel warna merah, di Restoran Bebek Bali, komolek Taman Ria Senayan, Juni 2004 silam. Selain itu, ada juga tas karton lainnya yang sudah diberi label dengan warna kuning, hijau, dan putih.

Hal ini terungkap dalam sidang perdana Dudhie, di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (8/3/2010).

"Terdakwa menemui Arie Malangjudo untuk menerima titipan dari Nunun Nurbaeti, di restoran Bebak Bali di komplek Taman Ria Senayan," kata Penuntut Umum Komisi Pemeriksaan Korupsi Mochamad Rum, di sela-sela sidang Pengadilan Tipikor, Jakarta.

Dari dakwaan yang dibacakan Rum, terlihat ada indikasi keterlibatan anggota Fraksi PDIP dalam pemenangan Miranda Goeltom menjadi Deputi Gubernur Senior BI. Sidang itu juga memaparkan kronologi pemberian TC BII kepada anggota fraksi PDI-P.

Sesaat setelah pemilihan Deputi Gubernur BI, Dhudie menerima telepon dari Ketua fraksi PDI-P periode 1999-2004 Panda Nababan untuk menemui Arie Malangjudo, di restoran Bebek Bali.

Terdakwa kemudian menghubungi Arie Malangjudo melalui telepon dan mengatakan akan mengambil titipan dari Nunun Nurbaeti. Setelah tiba di restoran Bebek Bali, Dhudie kembali menelpon Arie Malangjudo dan menanyakan posisinya, selanjutnya meminta Arie supaya masuk ke restoran.

"Setelah bertemu dengan Arie, terdakwa memastikan dan langsung menanyakan apakah ia yang membawa titipan dari Nunun Nurbaeti dan dibenarkan oleh Arie Malangjudo," jelas Rum. Kemudian, terdakwa menerima sebuah tas karton berlabel warna merah berisi TB BII dalam amplop tertutup.

Saat itu, ada juga tas karton lainnya yang sudah diberi label dengan warna kuning, hijau, dan putih, namun Dhudie hanya menerima tas karton yang berlabel warna merah. "Terdakwa menerima sebuah tas karton yang sudah diberi label warna merah berisi TC BII dalam amplop tertutup," tutur Rum.

Setelah terdakwa menerima TC BII senilai Rp 9,8 miliar, dia memberitahu Panda Nababan dan oleh Panda Nababan disaranakn untuk dibagikan kepada anggota Komisi IX dari Fraksi PDIP. Rinciannya, terdakwa mendapat bagian 10 lembar TC BII senilai Rp 500 juta dan lainnya dibagikan. Hingga kini, siapa Ari Malangjudo masih menjadi misteri.

Dhudie merupakan terdakwa dala kasus suap travelers cheque atas pemenangan Miranda Goeltom sebagai Gubernur Senior BI. Hingga saat ini, KPK baru menetapkan empat tersangka, yaitu Hamka Yandhu, Endin Soefihara, Udju Juhaeri, dan Dhudie Makmun Murod. Padahal, hasil penelusuran Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) kemudian menemukan 102 orang yang menerima cek perjalanan terkait pemilihan tersebut. Tetapi KPK enggan membeberkan penerima lainnya serta si pemberi uang.

Hal lain yang juga masih menjadi pertanyaan adalah, kepada siapakah tas karton lainnya yang berlabel dengan warna kuning, hijau, dan putih itu diberikan?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Nasional
    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Nasional
    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Nasional
    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Nasional
    Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Nasional
    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Nasional
    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Nasional
    Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

    Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

    Nasional
    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasional
    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Nasional
    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    Nasional
    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Nasional
    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Nasional
    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com