JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Amir Syamsuddin turut senewen dengan penggunaan istilah dan ikon kerbau dalam aksi 28 Januari lalu untuk Presiden SBY. Amir pun makin senewen ketika mendengar protes yang dilontarkan ketika SBY memberikan respon atas penggunaan istilah dan ikon itu.
"Presiden kan manusia juga. Beliau punya perasaan. Sekarang presiden tak berdaya. Tidak ada yang melindungi," tuturnya kepada Kompas.com, Rabu (3/2/2010).
Maka wajar, ujarnya, jika Presiden reaktif dengan sebutan itu. Amir sepakat bila itu dikatakan sebagai konsekuensi dari sebuah jabatan sebagai pimpinan. Namun, dia menekankan pada etika berdemokrasi yang tak sehat dan bisa menimbulkan dampak. Menurutnya, hal ini bisa menimbulkan konflik horizontal.
"Para pendukung SBY selama ini cuma bisa mengurut dada dengan tudingan itu. Jangan salah, ini bisa memicu konflik terbuka antarpendukung. Muncul ancaman perpecahan bangsa," ujarnya.
Amir juga mewacanakan perangkat hukum yang bisa melindungi simbol-simbol kenegaraan, termasuk Presiden. Pasalnya, semenjak dicabut oleh Mahkamah Konstitusi (MK), Presiden hanya bisa melapor ke polisi dengan pasal pencemaran nama baik jika merasa tersinggung dengan sesuatu hal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.