Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasional Demokrat, Ajang Rekonsolidasi Rival SBY

Kompas.com - 02/02/2010, 06:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sulit membantah bahwa acara pendeklarasian organisasi kemasyarakatan Nasional Demokrat, Senin (1/2/2010) malam di Istora Senayan, Jakarta, menjadi ajang pertemuan bagi para rival Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.

Belasan tokoh nasional dan politisi hadir pada acara pendeklarasian ormas yang digagas Surya Paloh dan Sultan Hamengku Buwono X tersebut. Sebut saja Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, mantan Ketua Umum Partai Golkar M Jusuf Kalla, dan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto.

Ketiganya adalah lawan politik SBY yang tersingkir pada Pemilu Presiden 2009. Di sana juga hadir kader Golkar pro-Surya Paloh, seperti Jeffrie Geovani dan Enggartiasto Lukita. Paloh sendiri dikalahkan Aburizal "Ical" Bakrie pada ajang perebutan kursi ketua umum Partai Golkar tahun 2009. Begitu terpilih, Ical pun segera merapat ke kubu SBY.

Sebaliknya, pimpinan puncak parpol mitra koalisi gerbong Partai Demokrat, seperti Ketua Umum PAN Hatta Rajasa, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum PPP Suryadharma Ali, malah tidak terlihat.

Hal itu dibenarkan oleh pengamat politik Burhanuddin Muhtadi. "Ini seolah-olah sebuah bentuk konsolidasi kekuatan dari lawan-lawan politik SBY," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (1/2/2010) di Jakarta.

Burhanuddin mengatakan, kemunculan mereka bukan tanpa sebab. Pasalnya, para lawan politik tersebut tampil di tengah-tengah kondisi melonjaknya ketidakpastian politik dan makin membesarnya ketidakpercayaan masyarakat kepada SBY.

"Menurut saya, ini by design. Mereka hendak mengambil simpati masyarakat yang sepertinya mulai haus akan munculnya tokoh alternatif," ujar Burhanuddin.

Selama ini, imbuhnya, terjadi kemampetan proses rekrutmen kepemimpinan nasional sehingga SBY dengan mudah menang secara meyakinkan pada pemilu presiden lalu.

Kasus Bank Century yang tengah mendapat sorotan tajam masyarakat, kata Burhanuddin, dapat menjadi pintu masuk bagi rekonsolidasi kekuatan lawan-lawan SBY.

Terkait lahirnya tokoh nasional alternatif pada Pemilu 2014, Burhanuddin mengatakan, bisa saja orang tersebut berasal dari lingkaran para rival politik SBY maupun satu generasi berikutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Kunjungi Kebun Raya Bogor

Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Kunjungi Kebun Raya Bogor

Nasional
BNPB: 20 Korban Hilang Akibar Banjir Lahar di Sumbar Masih dalam Pencarian

BNPB: 20 Korban Hilang Akibar Banjir Lahar di Sumbar Masih dalam Pencarian

Nasional
Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Tanam Pohon di Bogor

Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Tanam Pohon di Bogor

Nasional
Pernyataan Kemendikbud soal Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier Dinilai Tak Jawab Persoalan UKT Mahal

Pernyataan Kemendikbud soal Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier Dinilai Tak Jawab Persoalan UKT Mahal

Nasional
PKS Usul Proporsional Tertutup Dipertimbangkan Diterapkan Lagi dalam Pemilu

PKS Usul Proporsional Tertutup Dipertimbangkan Diterapkan Lagi dalam Pemilu

Nasional
Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley

Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley

Nasional
Polri Tangkap 3 Tersangka 'Ilegal Fishing' Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

Polri Tangkap 3 Tersangka "Ilegal Fishing" Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

Nasional
PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

Nasional
Kesaksian JK dalam Sidang Karen Agustiawan yang Bikin Hadirin Tepuk Tangan...

Kesaksian JK dalam Sidang Karen Agustiawan yang Bikin Hadirin Tepuk Tangan...

Nasional
DPR Tunggu Surpres Sebelum Bahas RUU Kementerian Negara dengan Pemerintah

DPR Tunggu Surpres Sebelum Bahas RUU Kementerian Negara dengan Pemerintah

Nasional
Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

Nasional
Prabowo Nilai Gaya Militeristik Tak Relevan Lagi, PDI-P: Apa Mudah Seseorang Berubah Karakter?

Prabowo Nilai Gaya Militeristik Tak Relevan Lagi, PDI-P: Apa Mudah Seseorang Berubah Karakter?

Nasional
Hadir di Dekranas Expo 2024, Iriana Jokowi Beli Gelang dan Batik di UMKM Binaan Pertamina

Hadir di Dekranas Expo 2024, Iriana Jokowi Beli Gelang dan Batik di UMKM Binaan Pertamina

Nasional
Jokowi Ucapkan Selamat ke PM Baru Singapura Lawrence Wong

Jokowi Ucapkan Selamat ke PM Baru Singapura Lawrence Wong

Nasional
Seputar Penghapusan Kelas BPJS dan Penjelasan Menkes...

Seputar Penghapusan Kelas BPJS dan Penjelasan Menkes...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com