Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Infotainment"

Kompas.com - 07/01/2010, 16:14 WIB

Dessy Ratnasari bahkan diharuskan menghadiri sesi hearing DPR untuk "mempertanggungjawabkan" no comment-nya, yang sebenarnya merupakan hak pribadinya. Aneh juga, ngapain DPR mesti repot-repot menyelenggarakan hearing untuk kasus macam ini?

Nah, Luna Maya dengan caci makinya terhadap infotainment pada dasarnya mengulang apa yang dulu-dulu juga dilakukan oleh selebritis yang "kelelahan" dikejar kru infotainment. Ekspresinya mungkin berbeda, tetapi logika peristiwanya sama saja. Masih untung Luna Maya "cuma" marah-marah lewat Twitter. Lha, coba kalau sampai mengeluarkan pistol dan dar-der-dor seperti Parto? Bisa berabe.

Andai saya wartawan infotainment, saya bakal pikir-pikir dulu seribu kali sebelum balas marah-marah kepada Luna Maya, mengancam akan memperkarakan pakai UU ITE, atau minta supaya dia lebih sopan. Pasalnya, sebelum "membalas" Luna Maya, saya perlu introspeksi dulu, apakah saya ini tergolong sopan ketika memaksa orang lain menjawab pertanyaan saya?

Bagaimana kalau saya ada di posisi sang artis, yang sedang bercengkerama dengan keluarga, tahu-tahu kenyamanannya diganggu dengan berondongan kamera, flash light, dan mikrofon.

Menyaksikan para artis dikelilingi kru infotainment, saya jadi ingat paparazzi. Di saluran televisi internasional, saya pernah melihat bagaimana paparazzi diperlakukan dengan "kejam" oleh para bodyguard. Mereka digebuki, disemprot spray yang cairannya bikin pedes mata, dan kameranya dibanting. Toh, semua itu tidak menyurutkan nyali paparazzi. Mereka tetap berjuang dengan gigih. Ada yang naik pagar, lari dari kejaran anjing penjaga, dan berkelit menyelamatkan diri dari polisi atau pengawal para pesohor. Salut! Nah, kalau cuma dimaki-maki, aduh, tidak seberapa!

Menjadi pemburu berita selebritis memang tidak boleh cengeng. Kalau dimaki-maki sedikit lantas sakit hati, lantas mengancam boikot ini-itu, atau memperkarakan sang selebritis dengan undang-undang yang hebat-hebat (dan masih kontroversial pula!), ya enggak usahlah bekerja di infotainment. Kru infotainment mah enggak boleh pundungan, atuh! Pekerjaannya saja sudah bikin dongkol orang lain. Masak, giliran disentil sedikit saja langsung mencak-mencak?

Menjadi artis atau selebritis memang tidak mudah. Seorang artis harus pandai-pandai memelihara relasi dengan pihak lain agar dapat mendukung pamor keartisannya, termasuk menjaga hubungan baik dengan media. Di sisi lain, menjadi pemburu berita artis juga tidak mudah. Artis adalah modal bagi kelangsungan program. Jadi, kru infotainment harus pandai-pandai juga menjalin relasi dengan narasumbernya.

Pada hakikatnya, keduanya saling membutuhkan. Seyogianya, terdapat kerja sama yang memberdayakan kedua pihak, baik artis maupun infotainment. Mudah-mudahan, lewat kerja sama ini, publik akan mendapatkan yang terbaik, yaitu artis cerdas dan produktif dan infotainment bermutu yang tidak meributkan perkara remeh-temeh.

SANTI INDRA ASTUTI Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Bidang Kajian Ilmu Jurnalistik Universitas Islam Bandung

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com