Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fadjroel Rachman: Mobil Baru Pejabat, Hadiah Tahun Baru Terpahit

Kompas.com - 28/12/2009, 20:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kebijakan pemerintah dengan mengganti sejumlah mobil pejabat tinggi negara menjadi Toyota Crown Royal Saloon 3.000 cc seharga Rp 1,3 miliar yang menggunakan uang negara ini langsung menuai kritik pedas dari Ketua Pedoman Indonesia yang juga Ketua Komisi Masyarakat Sipil Antikorupsi (Kompak) Fadjroel Rahman. Dengan suara lantang, Fadjroel menyatakan bahwa pemberian mobil mewah ini adalah kado terburuk bagi rakyat Indonesia.

"Kenapa pemerintah tak menganggarkan dana untuk, misalnya, memperbaiki sekolah yang rusak. Menyantuni rakyat Indonesia yang masih miskin? Tapi, begitu mudahnya pemerintah memberikan fasilitas para pejabat negara yang sudah kaya, diberi mobil mewah? Apa ini bisa dikatakan pemerintah yang pro rakyat," papar Fadjroel kepada Persda Network, Senin (28/12/2009).

"Kalau memang pemerintah dan para pejabat negara iba dengan nasib rakyatnya yang miskin, lebih baik kembalikan mobil dinas itu. Dijual lagi, dan uangnya diberikan kepada rakyatnya yang membutuhkan. Saya tentu tak habis pikir dengan pemikiran pemerintah seperti ini," kata Fadjroel lagi.

Dia kemudian menyatakan, fasilitas baru berupa mobil mewah yang diberikan kepada para pejabat negara itu adalah sebuah kado pahit bagi rakyat Indonesia dalam menyongsong tahun baru.

"Pemerintah sama sekali tidak menunjukkan empatinya kepada rakyatnya yang masih hidup dalam kesusahan. Mobil baru untuk para pejabat itu pakai uang rakyat. Apa mereka sudah menunjukkan kinerjanya untuk rakyat? Mereka itu belum lama bekerja, tapi sudah mendapatkan fasilitas yang tidak sesuai dengan kerjanya bagi rakyat," cetus Fadjroel Rahman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com