Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul, Pendukung Polri

Kompas.com - 19/11/2009, 06:28 WIB

Maraknya pengerahan massa dalam aksi saling dukung dalam perseteruan antara KPK dan kepolisian serta kejaksaan dinilai mulai mengkhawatirkan. Fenomena itu rentan menimbulkan gesekan massa dan memecah belah kesatuan bangsa.

Pendapat itu disampaikan Ketua Forum Rektor Indonesia Edy Suandi Hamid, Kepala Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Indonesia Yudi Latif, dan peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Ikrar Nusa Bhakti.

”Munculnya unjuk rasa tandingan yang mendukung institusi tertentu ini sangat mudah dibaca. Ini menggambarkan adanya pihak yang frustrasi sehingga menggunakan pola-pola lama,” kata Edy.

Menurut Edy, hal ini akan semakin memperkeruh keadaan karena akan membenturkan sesama anggota masyarakat. ”Praktik adu domba ala Orde Baru ini merupakan langkah mundur,” kata dia.

Senada dengan Edy, Yudi Latif mengatakan, pengerahan massa ini merupakan cara yang berbahaya. ”Ini adalah upaya untuk menutupi kesalahan dengan kesalahan baru. Sama sekali tidak akan menyelesaikan masalah,” kata dia.

Yudi mengatakan, masyarakat saat ini sudah cerdas dan bisa membedakan mana unjuk rasa yang benar-benar muncul dari kesadaran kritis dan mana yang tandingan. ”Publik tak bisa dibohongi lagi dengan cara-cara lama seperti itu. Justru publik akan semakin curiga ada sesuatu lebih buruk yang disembunyikan dengan pengerahan massa itu,” kata dia.

Ikrar mengimbau agar elite yang berkuasa tak lagi mengalihkan persoalan di ranah hukum dan keadilan dengan menggunakan politik tingkat bawah. Pengerahan massa ini dinilai sangat berbahaya dan berpotensi memecah belah kesatuan bangsa.(ART/HLN/AIK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com