Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Tidak Malu, Kapolri dan Jaksa Agung Tidak Perlu Mundur

Kompas.com - 05/11/2009, 17:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Desakan agar Kepala Polri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri dan Jaksa Agung Hendarman Supandji mengundurkan diri terkait kasus rekaman percakapan upaya kriminalisasi KPK ternyata tidak hanya datang dari para mahasiswa dan aktivis. Masyarakat di tingkat akar rumput pun menyuarakan hal yang senada.

Setidaknya, hal ini tecermin dari ungkapan beberapa orang kepada Kompas.com, Kamis (5/11). Herman, penjaja makanan di sekitar Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, mengatakan, rekaman itu menjadi bukti bahwa ada yang salah dalam kasus penetapan tersangka dua pimpinan KPK (nonaktif), Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah.

Menurut dia, kedua pejabat tinggi tersebut harus bertanggung jawab. "Masak mereka sebagai bos enggak tahu kelakuan anak buahnya," cetus Herman singkat. Herman, yang mengaku tidak mengerti politik dan hukum ini, mengatakan hanya menggunakan logika sederhananya.

Dirinya membandingkan dengan bos dan bawahannya di perusahaan swasta. "Anak buah itu kalau ada apa-apa pasti melapor ke bosnya. Kalau ada apa-apa, kan pasti yang disalahin duluan, ya bosnya," ujarnya lugu.

Hal senada disampaikan Aji Damar Prasetya, karyawan swasta. "Enggak perlu (mundur) kalau enggak tahu malu," ujarnya singkat. Ditambahkannya, pemutaran rekaman kriminalisasi tersebut dapat dijadikan pembelajaran masyarakat. "Ini salah satu bentuk transparasi," ujarnya.

Terkait pengunduran diri Kepala Bareskrim Mabes Polri Komjen Susno Duadji, Aji menyambutnya positif. "Tapi seharusnya (pengunduran dirinya) dilakukan beberapa minggu lalu," tambahnya.

Sebelumnya, siang ini, pendukung "cicak", Fadjroel Rachman, kepada Kompas.com mengatakan tidak puas dengan pengunduran diri Susno dan juga Wakil Jaksa Agung Abdul Hakim Ritonga. "Seharusnya (mereka) ditahan sebagai bagian dari konspirasi atas kriminalisasi KPK sesuai rekaman Anggodo," ujarnya.

Menurut bakal calon presiden independen itu, untuk membersihkan lembaga kepolisian dan kejaksaan, SBY juga harus memberhentikan Kapolri dan Jaksa Agung. "Secara langsung dan tidak langsung, Kapolri dan Jaksa Agung bertanggung jawab atas kebusukan para oknum petinggi kejaksaan dan kepolisian tersebut," katanya.

Siapa yang sesuai untuk menggantikan kedua pejabat tinggi negara tersebut? Fadjroel mengatakan, Adnan Buyung Nasution, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Tim Delapan, secara perlahan dapat memulihkan kepercayaan terhadap lembaga kejaksaan.

Sementara itu, Kapolri dapat digantikan oleh dua atau tiga angkatan di bawahnya untuk memutus mata rantai kebusukan di tubuh kepolisian. "Inilah momentum emas bagi SBY untuk berperang terhadap korupsi bersama rakyat," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Nasional
Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Nasional
Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Nasional
Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Nasional
PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

Nasional
Anies Mengaku Ingin Rehat Setelah Rangkaian Pilpres Selesai

Anies Mengaku Ingin Rehat Setelah Rangkaian Pilpres Selesai

Nasional
Koalisi Gemuk Prabowo-Gibran ibarat Pisau Bermata Dua

Koalisi Gemuk Prabowo-Gibran ibarat Pisau Bermata Dua

Nasional
Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Nasional
Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P dalam Periode Kedua Jokowi

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P dalam Periode Kedua Jokowi

Nasional
Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasional
Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Nasional
Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com