Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantuan Sudah Rp 6,3 Miliar

Kompas.com - 02/10/2009, 23:25 WIB

PADANG, KOMPAS.com- Hingga Jumat (2/10) malam, bantuan dana yang sudah diterima Tim Tanggap Bencana Pemprov Sumbar untuk korban gempa mencapai Rp 6,3 miliar. Penyaluran dana ini sudah dilakukan untuk empat kabupaten/kota, yakni Padang, Padang, Padang Pariaman, dan Pesisir Selatan.

Untuk bantuan logistik juga sudah berdatangan ke posko Tanggap Bencana di Kediaman Gubernur Sumbar. DI antaranya bantuan beras, mi instan, selimut, dan logistik lainnya.

Sekretaris Daerah Sumbar Firdaus K kepada wartawan menjelaskan, sejumlah bantuan logistik juga sudah disalurkan langsung ke kabupaten/kota. Begitu juga dengan bangtuan logistik.

Pantauan Tribun Pekanbaru di Kantor Kecamatan Padang Timur, sejumlah bantuan logistik sudah menumpuk. Maryati, Kasi Kesos Kecamatan Padang Timur mengatakan baru dua kelurahan yang mengambil bantuan itu.

Di wilayah Tandikek Kabupaten Padang PAriaman, dilaporkan sekitar 300 warga yang terjebak longsor akibat gempa malah belum menerima bantuan apa pun dari pemerintah. Begitu juga menurut informasi warga kepada Tribun, di Kecamatan V Koto Kenagarian Kudu Gantiang juga belum menerima bantuan apa pun. Bahkan informasi yang diperoleh Tribun, harga sebungkus mi instan menapai Rp 5.000 dan satu dus air mineral gelas seharga Rp 80 ribu. Warga menyayangkan belum adanya aparat pemerintahan di kenagarian mereka yang melihat dan menanyakan kondisi warga. Selain itu mereka juga heran, dari berita media, bantuan sudah banyak yang datang, begitu juga sumbangan dari perantau, tapi belum bisa mereka terima.
Sementara itu, warga pada Rabu malam, tidak sedikit yang masih tidur di teras rumah. Mereka tidak berani kembali ke rumah. Mereka mengatakan sangat membutuhkan adanya tenda-tenda penampungan.
Saat jumpa pers, Firdaus K menyatakan, tim tanggap bencana mulai menyalurkan bantuan ke masyarakat secara bertahap. Hal itu disebabkan keterbatasan sarana angkutan yang tersedia.

Dukungan Internasional
Dukungan internasional terutama untuk evakuasi juga sudah sampai di Posko Tanggap Bencana. Di antaranya adalah dari UNFPA, UNDP, European Commission, Hoper Indonesia, dan Mahkota Medika Malaysia, JICA (Jepang) dan lainnya.
Selain itu, badan PBB lainnya, United Nation OSOCC (On-Site Operation Coordination Center), juga sudah berkantor di Posko tim Tanggap Darurat.

Situasi RSUD
Situasi di Rumah Sakit Umum Daerah dr M Jamil Padang, Jumat siang, dipadati warga. Selain ingin memastikan jenasah anggota keluarga mereka, warga juga ingin membesuk dan melihat sanak famili yang dirawat di tenda-tenda darurat di halaman RSUD. Perkiraan, lebih dari 80 persen bangunan RSUD tidak bisa digunakan lagi.Aktivitas sibuk terlihat, terutama hilir mudik ambulan. Di pelataran parkir salah satu unit bangunan di RSUD yang mendadak menjadi kamar mayat darurat, dimana korban-korban hasil evakuasi dibaringkan di lantai dalam kantong mayat, warga terlihat ingin mengenali jenasah untuk mencari sanak keluarga mereka yang hilang.
Di bawah tenda-tenda barak, para korban gempa harus merasakan panasnya udara. Selain panas terik yang menimpa tenda, padatnya isi tenda juga menjadi penyebab udara makin panas di dalam tenda.
Syamsidar (51), salah satu diantara korban yang dirawat di tenda, terlihat menahan rasa sakit di kakinya yang remuk ditimba reruntuhan bangunan. Ia menuturkan, saat gempa terjadi ia berada di kamar di rumahnya di Purus V Padang. Ia langsung berlari. Jarak dari kamar ke pintu keluar rumahnya hanya sekitar empat meter. Namun reruntuhan diding lebih dahulu menimpa kaki dan punggungnya.

Kendala Transportasi
Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Mar'ie Muhammad ditemui di posko tanggap bencana, mengatakan transportasi masih menjadi kendala PMI untuk menyalurkan bantuan berupa minuman, kesehatan, tenda keluarga, peralatan bayi, dan bantuan lainnya. Meski demikian ia mengatakan akan melakukan usaha terbaik untuk dapat menyalurkan bantuan itu.
Mar'ie menuturkan, dirinya setuju gempa Sumbar kali ini lebih besar dibandingkan dengan Gempa Jawa Barat dan Jogja beberapa waktu yang lalu.

Bangunan Kota Lama Hancur
Bangunan lama dan bersejarah peninggalan kolonial Belanda di Kawasan Pondok Padang, terlihat rusak parah. Pantauan Tribun, bangunan yang diperkirakan sudah berusia ratusan tahun itu tak kuasa menahan guncangan gempa Rabu kemarin. Reruntuhan dinding bangunan di kawasan Pondok bahkan sampai ke badan jalan dan menghambat arus lalu lintas.
Evakuasi korban masih terlihat di Kawasan Pondok. Rumah-rumah duka di kawasan itu tak henti-henti melaksanakan proses kremasi dan prosesi pemakaman untuk warga Tionghoa.(hnk)

Kantor Wako dan gubernur tak Layak Pakai
*Struktur Bangunan Rusak Berat
* 40 Persen Rumah Warga Padang Harus Diruntuhkan

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com