PADANG, KOMPAS.com - Di beberapa lokasi di Kota Padang, puluhan orang yang tertimpa reruntuhan bangunan masih tertimbun puing-puing bangunan dan belum bisa dievakuasi. Hingga pukul 23.30 semalam, jumlah korban meninggal menurut Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satkorlak PB) Sumatera Barat tercatat 390 orang, luka berat 87 orang, dan luka ringan 2.094 orang. Namun, Satkorlak Departemen Sosial melalui situs resmi Menko Kesejahteraan Rakyat mencatat jumlah korban di tujuh kota dan kabupaten di Sumbar sudah mencapai 529 orang, luka berat 83 orang, dan luka ringan 2.094 orang. Belum lagi musibah di Pariaman dan Kota Padang tertangani, Kamis pukul 08.52 gempa berkekuatan 7,0 skala Richter terjadi di Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi. Lebih dari 500 rumah ambruk dan rusak di 16 desa di Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci. Hingga semalam baru diketahui seorang meninggal dunia terkena serangan jantung akibat terkejut dan 12 warga luka-luka. Sebanyak 30 rumah rusak di Kecamatan Batangmerangin. Kepala Bidang Operasi Satuan Polisi Pamong Praja Sumatera Barat Zul Aliman mengatakan, banyak korban tertimpa beton-beton bangunan besar. Karena itu, diperlukan alat berat untuk menyingkirkan bongkahan tembok dan beton bangunan itu. ”Kami khawatir bangunan yang sudah rusak parah justru akan roboh menimpa petugas. Sementara alat berat yang ada terbatas jumlahnya. Memindahkan alat berat dari satu lokasi ke lokasi lain di tengah kota juga sulit,” kata Zul. Hingga kemarin, petugas evakuasi yang terdiri dari polisi, TNI, dan satuan polisi pamong praja belum bisa berbuat banyak menyelamatkan korban yang tertimpa reruntuhan gedung. Mereka baru bisa bekerja menyelamatkan korban yang tertimbun setelah alat berat membersihkan puing-puing bangunan. Pergerakan petugas evakuasi semakin terbatas ketika malam tiba sebab aliran listrik masih terputus dan Kota Padang gelap gulita. Meskipun menggunakan alat berat, petugas juga kesulitan menyingkirkan beton lantai bangunan yang ambruk karena ukurannya besar-besar. Padahal, menurut Zul, diperkirakan masih ada korban selamat yang masih bertahan di dalam reruntuhan bangunan. Misalnya, Zul memperkirakan masih ada sekitar 150 korban tertimbun di Hotel Ambacang di Jalan Bundo Kanduang. Mereka terdiri atas karyawan hotel, tamu hotel, dan pengunjung yang sedang bermain biliar di lantai tiga hotel itu. Korban lain diperkirakan masih tertimbun di gedung Lembaga Bahasa LIA yang juga runtuh. Namun, Zul mengatakan, jumlah korban yang masih tertimbun di Hotel Ambacang memang belum pasti. Hingga kemarin, petugas baru bisa mengeluarkan delapan orang dari hotel tersebut. Dua di antaranya masih hidup.