Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Tarik Draf RUU Rahasia Negara

Kompas.com - 16/09/2009, 15:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah memutuskan menarik draf RUU Rahasia Negara yang sudah dibahas bersama dengan DPR RI sejak medio 2008. Hal ini disampaikan secara resmi kepada Komisi I DPR RI melalui pernyataan Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono, Rabu (16/9).

Pernyataan ini disampaikan oleh Juwono seusai menjawab pertanyaan tentang komitmen pemerintah melanjutkan pembahasan RUU ini yang disampaikan Ketua Komisi I Theo L Sambuaga. Di awal pembukaan raker juga sempat diinterupsi anggota komisi lainnya, yaitu Slamet Effendi Yusuf dari Fraksi Golkar, yang memprotes pernyataan pemerintah ke publik soal niat mereka untuk melanjutkan pembahasan.

Awalnya, Menhan mengatakan, hasil pertemuan menyepakati agar pemerintah dan DPR RI tidak tergesa-gesa mengesahkan RUU ini pada masa jabatan Dewan periode 2004-2009.

"Secara nyata diharapkan tidak tergesa-gesa mengesahkan RUU ini pada bulan September," tutur Juwono.

Pernyataan sikap pemerintah yang disampaikan Juwono dianggap berputar-putar, tidak to the point. Oleh karena itu, Theo sempat mengulangi makna pernyataan Juwono.

"Saya tanyakan mekanisme apabila tidak bisa dilaksanakan pengesahan, apa materi itu dibahas tanpa pengesahan atau harus ditarik?" tanya Juwono.

"Ditegaskan lagi," ujar Theo balik.

"Pengesahan tak mungkin dilaksanakan di periode 2004-2009 maka pemerintah menarik draf ini," tegas Juwono.

Menurut Juwono, masih banyak kajian yang harus dilakukan terhadap RUU Rahasia Negara. Pertama, pemerintah masih perlu melakukan konsolidasi supaya ada keseimbangan konsep rahasia negara dengan demokrasi ataupun HAM.

Kedua, pemerintah perlu lebih intens lagi menjalin komunikasi dengan masyarakat, LSM, dan akademisi untuk mencari titik temu yang baik untuk semua lapisan masyarakat.

Sementara itu, menurut seorang anggota Komisi I dari Fraksi PAN, perlu surat resmi dari pemerintah untuk menarik draf ini. Juwono berjanji akan mengusahakannya segera.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com