Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hendardi: Pembela HAM Tidak Bisa Dibungkam!

Kompas.com - 09/09/2009, 15:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur SETARA Institute Hendardi menilai, penetapan tersangka Koordinator Kontras, Usman Hamid, merupakan upaya untuk membungkam aksi para pembela hak asasi manusia (HAM). Usman ditetapkan tersangka oleh Polda Metro Jaya atas sangkaan pencemaran nama baik dan penghinaan selama persidangan kasus pembunuhan Munir yang menyeret mantan Deputi V BIN, Muchdi Purwoprandjono. Hal itu dikatakan Hendardi, dalam jumpa pers di Kantor Kontras, Jakarta Pusat, Rabu (9/9).

"Ada upaya mengkriminalisasi para pembela HAM, dengan dalih penegakan hukum. Penetapan tersangka ini hanya cara konservatif politik untuk membungkam kebebasan berpendapat. Cara ini ampuh untuk memasung kebebasan berpendapat. Tapi kami bukan pemain musiman sehingga kami tidak bisa dibungkam dengan cara seperti ini," kata Hendardi, yang juga menjadi salah satu pengacara Usman Hamid.

Oleh karena itu, pihaknya akan meminta untuk melakukan pertemuan dengan Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri. "Kami akan meminta Kapolri untuk menindaklanjuti Kapolda yang gegabah menetapkan tersangka. Dalam waktu dekat, kami akan bertemu Kapolri," lanjutnya.

Hendardi menambahkan, pihaknya akan mengajukan usulan kepada DPR agar merancang aturan perundang-undangan yang memberikan perlindungan terhadap pembela HAM.

Sementara itu, pengacara lainnya, Asvinawati, mengatakan, pernyataan yang diungkapkan Usman, baik di dalam persidangan, maupun di luar persidangan merupakan bagian dari kebebasan berpendapat. Pernyataan di dalam persidangan, menurutnya, dilindungi negara.

"Jadi, dalam hal ini ada perlindungan saksi yang diabaikan. Ini persoalan serius karena akan memberikan ketakutan kepada publik. Pernyataan di luar sidang pada pers merupakan kebebasan berpendapat yang seharusnya dilindungi oleh negara," kata Asvinawati.

Hal-hal yang diungkap Usman kepada pers, menurut Asvinawati, untuk kepentingan publik. "Sehingga tidak bisa dikriminalisasi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com