Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Diminta Konfirmasi soal Indikasi Bom dan Drakula

Kompas.com - 18/07/2009, 15:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Tim Kampanye Nasional pasangan capres dan cawapres Megawati dan Prabowo serta Jusuf Kalla dan Wiranto meminta konfirmasi dari Presiden SBY seputar isi pidato kenegaraannya kemarin, Jumat (17/7), saat merespons peristiwa ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton.

Hal-hal yang akan dikonfirmasi antara lain bagian-bagian yang menyebutkan bahwa indikasi penyebab peristiwa terkait dengan ketidakpuasan terhadap hasil pilpres dan apa pun latar belakang politik pelakunya harus segera ditindak, serta adanya "drakula penyebar maut".

Menurut kedua tim, banyak poin dalam pidato tersebut bukannya menenangkan warga dalam kondisi kritis, melainkan justru menimbulkan kebingungan dan keresahan di tengah-tengah masyarakat.

"Bahasa-bahasa itu menjadikan masyarakat bingung," ujar Koordinator Tim Advokasi Mega-Pro, Gayus Lumbuun, di sela-sela keterangan pers di Kantor DPP Golkar, Sabtu (18/7).

Selain meresahkan masyarakat, Gayus mengatakan kedua tim pasangan calon juga merasa tuduhan dilemparkan kepada mereka karena sebagai rival politik dalam pilpres, kemungkinan terdekat ada pada mereka. "Ini juga menjadi suatu yang sulit diterima oleh pasangan lain. Arah dan tujuan dari kalimat ini dengan sebutan "drakula penyebar maut" mengarah pada pihak-pihak yang juga menunggu hasil pilpres nanti," ujar Gayus.

Oleh karena itu, Gayus mengatakan, kedua pihak meminta SBY memberi konfirmasi seputar poin-poin membingungkan tersebut dalam konteks yang sama sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan melalui pidato kenegaraan. Tujuannya, menurut Gayus, supaya semua kecurigaan yang ditebarkan SBY dapat terselesaikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com