JAKARTA, KOMPAS.com — Rapat pleno Partai Golkar yang diselenggarakan sore ini, Rabu (15/7), tak akan membahas pengganti Ketua Umum Jusuf Kalla dan posisi partai berlambang pohon beringin ini dalam pemerintahan ke depan. Hal ini ditegaskan oleh Sekjen Partai Golkar Sumarsono sebelum rapat dimulai di Kantor DPP Golkar di kawasan Slipi, Jakarta Barat, meski tidak memberikan jawaban pasti soal pembahasan posisi Golkar pada hari ini. "Itu belum. Sampai dengan tanggal 20 Oktober, kita masih concern ke pemerintahan SBY-JK," tutur Sumarsono.
Menurut Sumarsono, pleno kali ini akan membahas hasil evaluasi sementara proses pemungutan dan penghitungan suara Pilpres 2009, persoalan daftar pemilih tetap (DPT) dan persiapan rapat konsultasi nasional Golkar pada tanggal 20 Juli mendatang. "Meski quick count menyatakan SBY menang tapi harus tunduk pada perundangan, tunggu hasil KPU-lah," lanjutnya.
Sumarsono menegaskan bahwa Golkar sekarang berbeda dengan Golkar yang dahulu. Sumarsono menilai Golkar sekarang sudah demokratis sehingga segala keputusan, termasuk pemilihan Ketua Umum, diserahkan ke pleno. "Siapa saja (bisa jadi ketua). Mau Pak Ical, Pak Hamid, Pak Joko, silakan saja. Saya Sekjen, saya harus taat pada aturan organisasi," tandas Sumarsono.
Rapat pleno dimulai sekitar pukul 15.00, tepat setelah Jusuf Kalla tiba di Kantor DPP Golkar. Sebelum JK datang, tampak pula sejumlah petinggi Golkar, antara lain Wakil Ketum Agung Laksono, Ketua DPP Andi Mattalata, Paskah Suzetta, Burhanuddin Napitupulu, dan Yorrys Raweyai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.