JAKARTA, KOMPAS.com — Cawapres Prabowo Subianto menuding Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan pemerintah telah melakukan malapraktik terkait karut marut masalah daftar pemilih tetap (DPT) pilpres.
"Bagaimana mungkin pemilu yang diagung-agungkan DPT yang bermasalah baru dibuka dua hari sebelum hari H, itu pun harus ditekan dulu, kalau tidak bisa didesak mungkin ada berjuta-juta DPT yang bermasalah," kata Prabowo di Jalan Kebagusan, Jakarta, Selasa (7/7).
Ia juga menyesalkan tindakan KPU yang ingkar janji, DPT baru dikeluarkan pukul 11.30 malam, padahal janji awalnya DPT dikeluarkan pukul 12.00 siang.
Dari softcopy yang diterima, lanjut Prabowo, terdapat 10 juta DPT bermasalah dan berpotensi mencapai 20 juta DPT yang bermasalah. Contohnya ditemukan pada salah satu TPS di daerah Lampung. Di sana terdapat 250 nama yang sama. "Kalau itu diberitahukan sejak pukul 12.00 siang, masih bisa diselesaikan. Sekarang kita harus kerja keras," ujar dia.
Selain itu, ketidakseriusan KPU juga terlihat dengan minimnya unit komputer yang dimiliki KPU. Untuk mengurusi DPT yang jumlahnya sangat banyak, KPU hanya mempunyai 25 komputer.
"Tadinya saya mau menambahkan 200 komputer, tapi KPU bilang ruangannya hanya cukup untuk 80 unit. Jadi, hanya ditambah 80 unit," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.