Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kartono Muhammad Tak Lelah Berteriak

Kompas.com - 25/06/2009, 05:37 WIB

Pemerintah menginginkan kualitas pendidikan meningkat, namun tidak disertai dengan pembangunan kesehatan masyarakat. ”Kualitas pendidikan yang bagus akan sulit tercapai jika peserta didiknya kurang darah, kurang gizi, congekan, cacingan, dan menderita berbagai penyakit lain,” ujarnya.

Karena itu, tantangan bidang kesehatan ke depan adalah negara harus melaksanakan pembangunan kesehatan yang memprioritaskan upaya preventif atau pencegahan penyakit, bukan malah memfokuskan diri pada upaya kuratif dengan memperbanyak pendirian rumah sakit.

 Kebijakan membangun Puskesmas untuk mengembangkan pola hidup sehat di kalangan masyarakat kini berubah menjadi semacam ”rumah sakit kecil” yang mengobati masyarakat yang sakit. ”Karena ketidakjelasan konsep kesehatan, para dokter di Indonesia seperti petugas pemadam kebakaran. Dokter bertindak kuratif mengobati orang sakit,” kata Kartono.

 Kartono juga mengkritik tidak adanya lembaga pengawas yang mengoreksi kalau ada kesalahan dalam pelayanan kesehatan. ”Pemerintah yang seharusnya bertindak sebagai regulator dan wasit pun ikut bermain. Banyak rumah sakit milik pemerintah yang malah bersaing dengan rumah sakit swasta,” ujarnya.

Dalam hal harga obat, Kartono menilai pemerintah dengan sengaja menyerahkan kepada pasar. Tidak ada pengendalian jumlah obat, pembatasan jumlah merek obat, dan jumlah pabrik obat. Tidak ada pertimbangan apakah perlu ada kekhususan dalam produksi obat tertentu dan membatasi jumlahnya.”Jadi harga obat dan pemilihan obat diserahkan sepenuhnya ke pasar,” ujarnya.

Dokter TNI-AL

Kartono Mohamad dibesarkan dalam keluarga besar dengan delapan bersaudara di Pekalongan, sebuah kota kecil di Jawa Tengah. Ayahnya, Mohamad, adalah pengusaha yang pada masa itu aktif dalam pergerakan untuk menentang pemerintah kolonial  Belanda, bahkan sempat diasingkan ke luar Jawa.

Saat ayahnya tewas ditembak pasukan Belanda, Rukayah, ibunya, menjadi tulang punggung keluarga dengan berjualan kue di pasar. Sebagai orang tua tunggal, ibunya bertekad untuk menyekolahkan anak-anaknya yang masih kecil, setinggi mungkin.

Berkat ketekunannya, Kartono diterima di beberapa perguruan tinggi negeri terkemuka. Atas saran ibunya, ia lalu memilih masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dengan alasan bisa satu kota dengan kakaknya.

Setelah menempuh kuliah selama beberapa semester, ia mendapat beasiswa ikatan dinas dari TNI Angkatan Laut. Ia mengambil ikatan dinas tersebut, selain untuk meringankan beban ibunya, juga karena  fasilitas yang ditawarkan TNI-AL amat bagus. Begitu lulus kuliah, Kartono bertugas melayani kesehatan masyarakat di Kepulauan Seribu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Risma Ingatkan Kepala Dinsos se-Indonesia, Jangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

Risma Ingatkan Kepala Dinsos se-Indonesia, Jangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

Nasional
Kasus Korupsi Rumdin, KPK Cecar Kabag Pengelola Rumah Jabatan DPR soal Aliran Dana ke Tersangka

Kasus Korupsi Rumdin, KPK Cecar Kabag Pengelola Rumah Jabatan DPR soal Aliran Dana ke Tersangka

Nasional
KPU Sebut Pemindahan 36.000 Suara PPP ke Garuda di Jabar Klaim Sepihak, Harus Ditolak MK

KPU Sebut Pemindahan 36.000 Suara PPP ke Garuda di Jabar Klaim Sepihak, Harus Ditolak MK

Nasional
Ketua KPU Ditegur Hakim saat Sidang Sengketa Pileg di MK: Bapak Tidur, Ya?

Ketua KPU Ditegur Hakim saat Sidang Sengketa Pileg di MK: Bapak Tidur, Ya?

Nasional
Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis Disebut Diperlukan, Proyek Mercusuar Perlu Pengawasan

Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis Disebut Diperlukan, Proyek Mercusuar Perlu Pengawasan

Nasional
Kapolri Beri Penghargaan ke 11 Personel di Pegunungan Bintang, Papua

Kapolri Beri Penghargaan ke 11 Personel di Pegunungan Bintang, Papua

Nasional
Pegawai Kementan Bikin Perjalanan Dinas Fiktif demi Penuhi Kebutuhan SYL

Pegawai Kementan Bikin Perjalanan Dinas Fiktif demi Penuhi Kebutuhan SYL

Nasional
Sidang SYL, Saksi Ungkap Permintaan Uang Rp 360 Juta untuk Sapi Kurban

Sidang SYL, Saksi Ungkap Permintaan Uang Rp 360 Juta untuk Sapi Kurban

Nasional
Hadiri Perayaan Ultah Hendropriyono, Prabowo Dihadiahi Patung Diponegoro

Hadiri Perayaan Ultah Hendropriyono, Prabowo Dihadiahi Patung Diponegoro

Nasional
Menag Minta Jemaah Jaga Kesehatan, Suhu Bisa Capai 50 Derajat Celsius pada Puncak Haji

Menag Minta Jemaah Jaga Kesehatan, Suhu Bisa Capai 50 Derajat Celsius pada Puncak Haji

Nasional
Tinjau Pasar Baru di Karawang, Jokowi: Harga Cabai, Bawang, Beras Sudah Turun

Tinjau Pasar Baru di Karawang, Jokowi: Harga Cabai, Bawang, Beras Sudah Turun

Nasional
KPK Sebut Eks Dirut Taspen Kosasih Rekomendasikan Investasi Rp 1 T

KPK Sebut Eks Dirut Taspen Kosasih Rekomendasikan Investasi Rp 1 T

Nasional
Hakim MK Tegur Kuasa Hukum KPU karena Tidak Rapi Menulis Dokumen

Hakim MK Tegur Kuasa Hukum KPU karena Tidak Rapi Menulis Dokumen

Nasional
Jokowi Tanggapi Santai soal Fotonya yang Tak Terpasang di Kantor PDI-P Sumut

Jokowi Tanggapi Santai soal Fotonya yang Tak Terpasang di Kantor PDI-P Sumut

Nasional
Cuaca di Arab Saudi 40 Derajat, Jemaah Haji Diminta Jaga Kesehatan

Cuaca di Arab Saudi 40 Derajat, Jemaah Haji Diminta Jaga Kesehatan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com